kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penurunan harga minyak berlanjut


Senin, 08 April 2013 / 08:11 WIB
Penurunan harga minyak berlanjut
ILUSTRASI. Bumbu dapur & bahan masakan memberi rasa sedap sekaligus wangi pada masakan


Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Harga minyak turun sampai 4,66% dalam sepekan terakhir. Ini merupakan kebalikan dari pekan lalu, ketika harga minyak naik 3,76%. Koreksi harga ini merupakan koreksi mingguan terbesar sejak 21 September 2012.

Harga minyak terkoreksi akibat melimpahnya persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) yang melebihi perkiraan dan data penyerapan tenaga AS yang lebih rendah dibanding prediksi awal. Data ini memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih melambat.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 0,6% menjadi US$ 92,70 per barel, Jumat (5/4), dibanding harga sehari sebelumnya.

Biro Statistik AS, pekan lalu, melaporkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja non pertanian Maret 2013 hanya mencapai 88.000 dari ekspektasi awal 200.000. Sektor swasta hanya mampu menyerap 95.000 tenaga kerja dari ekspektasi 209.000 orang.

Kantor Informasi Energi AS dalam laporan mingguan menyebutkan, cadangan minyak mentah di AS sampai 29 Maret mencapai 2,71 juta barel atau jauh di atas perkiraan pasar yang hanya sebesar 2,2 juta barel. Sementara itu, produksi minyak mencapai 7,15 juta barel per hari hingga 3 April.

Suluh Adil Wicaksono, analis Asia Kapitalindo Futures mengatakan, data persediaan minyak dan tenaga kerja non pertanian menyebabkan tekanan harga minyak semakin tidak terhindarkan.

Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan, tekanan harga minyak juga datang dari optimisme pasar atas kelanjutan pembahasan krisis nuklir Iran. Selain itu, mewabahnya penyakit flu burung di China yang memicu kekhawatiran pasar atas melesunya kegiatan ekonomi dan permintaan minyak di China, juga menekan harga minyak.

Suluh mengakui, harga minyak mendapatkan sentimen positif dari pengumuman Bank Sentral Jepang yang menyatakan bahwa mereka akan membeli obligasi sampai dengan ¥ 7,5 triliun per bulan agar target inflasi bisa berada di level 2%. Tapi sentimen tersebut belum cukup kuat mengangkat harga minyak.

Suluh dan Zulfirman memperkirakan, tren pelemahan harga minyak akan berlangsung sampai pekan depan.

Secara teknikal, kecenderungan tekanan harga minyak tersebut bisa dilihat dari indikator stochastic 5,33 di level 38% yang menunjukkan bahwa tekanan harga masih akan berlanjut. Moving average (MA) 100 dan moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif 0,36 yang menunjukkan bahwa harga masih akan bergerak ke bawah.

Suluh memperkirakan, selama sepekan ke depan harga minyak akan melemah di kisaran US$ 89,40-US$ 98,15 per barel. Sedangkan, Zulfirman memprediksi, harga minyak sepekan mendatang akan bergerak di kisaran US$ 90-US$ 95 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×