kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan harga batubara sulit direm


Sabtu, 06 Juli 2013 / 07:42 WIB
Penurunan harga batubara sulit direm
ILUSTRASI. Hubungan romantis ternyata memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda bagi setiap pasangannya.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Nasib sial terus menimpa harga batubara. Tekanan baru datang dari Amerika Serikat (AS). Akhir Juni lalu, Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa pembatasan emisi karbon akan menjadi salah satu prioritas.

Akibatnya, di awal pekan ini, harga batubara menyentuh titik terendah sejak kuartal kedua 2009 sebesar US$ 77,5 per ton. Meski mulai naik, harga batubara masih beredar di titik rendah. Kamis (4/7), harga batubara untuk pengiriman Agustus 2013 di ICE Futures sebesar US$ 77,6 per ton.

Hingga tahun lalu, batubara masih menjadi sumber listrik terbesar dengan kontribusi 38% dari total kebutuhan listrik AS, diikuti gas alam 29% dan energi nuklir 20%. Dengan pernyataan Obama, kemungkinan kebutuhan batubara AS menipis. Padahal, AS merupakan salah satu pengguna batubara terbesar.

Selain kabar buruk dari AS, harga batubara juga tertekan oleh prospek pertumbuhan ekonomi China yang diprediksi melambat. Selain itu, China pun mematok batas kalori batubara yang boleh dipakai oleh perusahaan-perusahaan lokal. Akibatnya, harga batubara susah naik.

Sejumlah data ekonomi penting China yang dirilis, pekan ini, menunjukkan hasil yang mengecewakan. Indeks pembelian manager non manufaktur China Juni, misalnya, turun menjadi 53,9 jika dibandingkan bulan Mei 2013 lalu yang mencapai 54,3.

Penurunan yang sama juga terjadi pada indeks manufaktur China versi HSBC yang hanya mampu mencapai 48,2 pada bulan Juni, atau turun jika dibandingkan dengan Mei yang masih mencapai 49,2.

Juni Sutikno, analis Philip Futures mengatakan bahwa memburuknya data manufaktur China tersebut telah meningkatkan kekhawatiran pasar atas memburuknya prospek permintaan komoditas batubara. Sehingga, harga batubara yang beberapa waktu belakangan ini sudah tertekan oleh isu pengetatan impor China dan penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, menjadi semakin tertekan.

Juni memperkirakan, pelemahan harga batubara ini kemungkinan akan berlangsung lama. "Karena sampai saat ini tidak ada fundamental yang bagus bagi batubara untuk bisa menguat," katanya.

Secara teknikal, Juni memprediksi, sepekan ke depan harga batubara akan cenderung tertekan. Ini bisa dilihat dari indikator moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area -0,05. Tren pelemahan lain, juga bisa dilihat dari pergerakan indikator relative strength index (RSI) yang selama tiga pekan belakangan ini hanya bergerak di level 17-20. Stochastic yang selama tiga pekan belakangan ini selalu berada di bawah level 10 menunjukkan bahwa dalam jangka panjang harga batubara akan tertekan.

Juni memperkirakan, sepekan ke depan batubara akan melemah di kisaran US$ 75- US$ 79 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×