Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK.04/2020 memberi kelonggaran pada pengusaha yang memesan pita cukai pada 9 April-9 Juli 2020.
Dalam aturan tersebut, pengusaha diperbolehkan menunda pembayaran hingga 90 hari. Padahal sebelumnya penundaan pembayaran hanya bisa dilakukan dalam dua bulan atau 60 hari saja.
Analis Senior Anugerah Sekuritas Bertoni Rio mengatakan dengan pelonggaran ini emiten rokok memiliki ruang lega karena dapat mengurangi biaya beban penjualan dan meminimalisir perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca Juga: Bea Cukai bebaskan ratusan miliar cukai etil alkohol di Jawa Tengah dan DIY
"Diharapkan bisnis rokok bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19, karena pandemi Covid-19 ini berpotensi menggerus penjualan rokok selama wilayah melakukan PSBB dan image rokok bisa berkurang karena pemerintah gencar melarang rokok di daerah publik," jelas Bertoni kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4).
Dia menambahkan, meski ada beleid ini saham-saham emiten rokok tetap cenderung turun tipis. Sebab pasar lebih menanti realisasi penanganan wabah dengan cepat. Di tengah penurunan tersebut, Bertoni menyarankan untuk buy on weakness saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target harga Rp 5.000 dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan target harga Rp 75.000. Target harga tersebut berlaku hingga akhir 2020.
Baca Juga: Pembayaran Pita Cukai Rokok Boleh Ditunda 90 Hari
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menambahkan penundaan tersebut tentu akan membantu emiten rokok dari sisi cashflow. "Ya secara umum seharusnya perusahaan rokok menjadi lebih longgar dari sisi cash flow, sehingga dapat lebih membantu perusahaan dalam operasional kerja yang sekarang ini mengalami penurunan," jelas Chris.
Melihat itu, Chris mengatakan saham-saham rokok masih cukup menarik untuk jangka panjang. Dia menyarankan beli saham-saham perusahaan rokok, terutama GGRM dengan target harga tahun ini Rp 67.000 dan HMSP dengan target harga Rp 2.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News