kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penundaan kenaikan tarif dan volume kendaraan yang sepi menekan Jasa Marga (JSMR)


Selasa, 08 September 2020 / 20:43 WIB
Penundaan kenaikan tarif dan volume kendaraan yang sepi menekan Jasa Marga (JSMR)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penundaan kenaikan tarif pada beberapa ruas tol berpotensi menurunkan kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di tahun ini. Volume kendaraan yang masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan bagi JSMR untuk menumbuhkan kinerja. 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memutuskan untuk menunda penyesuaian tarif ruas Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) dan ruas tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) yang dikelola JSMR. Penundaan penyesuaian tarif ini berlaku hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). 

Chandra Pasaribu, analis Yuanta Sekuritas mengatakan, belum ditentukannya batas waktu penundaan penyesuaian tarif tersebut cenderung memberi sentimen negatif bagi JSMR. "Begitu ada penundaan berarti potensial pendapatan yang harusnya masuk saat ini jadi bergeser, mundur sampai kapan? Ini yang belum terjawab," kata Chandra, Selasa (8/9).

Jika diasumsikan penundaan penyesuaian tarif hanya 1-3 bulan maka dampaknya tidak signifikan bila dibandingkan masa guna jalan tol yang capai 40 tahun. 
Selain itu, investor perlu mengamati adakah kompensasi di kemudian hari atas belum adanya penyesuaian tarif tersebut.

Baca Juga: Kementerian PUPR Menunda Kenaikan Tarif Tol Cipularang-Padaleunyi yang Dikelola JSMR

Chandra mencontohkan, untuk mengganti belum adanya penyesuaian tarif saat ini, maka di 2022 dan 2024 kenaikan tarif jalan tol bisa naik lebih tinggi dari yang sudah ditentukan. Dia memandang penundaan penyesuaian tarif ini hanya sementara. 

Dengan begitu, dia memperkirakan JSMR masih memiliki kinerja yang prospektif. Namun, masih ada tantangan lain bagi JSMR, yakni volume kendaraan yang belum pulih seperti sebelum pandemi. 

"Faktor lain selain tarif tol yang menentukan pertambahan nilai JSMR adalah perbaikan volume kendaraan," kata Chandra. Hingga saat ini, perbaikan peningkatan volume kendaraan belum seperti kondisi normal. 

Baca Juga: Kompak, ATI dan Jasa Marga tolak penutupan ruas Tol Cawang-Tanjung Priok-Pluit

Prospek pertumbuhan kinerja JSMR jadi masih rentan bila perbaikan peningkatan volume kendaraan berlangsung lama. Di samping itu, tidak menutup kemungkinan bila benar vaksin di awal tahun bisa didistribusikan dan kondisi kembali normal maka JSMR kembali bisa menggapai pertumbuhan kinerja. 

Chandra masih merekomendasikan beli untuk JSMR di target harga Rp 4.930 per saham. Selasa (8/9), harga saham JSMR turun 2,66% ke Rp 3.660 per saham.

Selanjutnya: Jasa Marga: Penyesuaian tarif tol Cipularang dan Padaleunyi akan dongkrak pendapatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×