Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk mencetak kinerja yang positif sepanjang tahun 2021. Top line dan bottom line emiten farmasi berkode saham KLBF itu meningkat hingga dua digit.
Mengutip laporan keuangannya, KLBF mengantogi penjualan bersih hingga Rp 26,26 triliun. Capaian itu meningkat 13,62% dibandingkan penjualan bersih tahun 2020 yang tercatat Rp 23,11 triliun.
Segmen distribusi dan logistik menjadi penopang dengan kontribusi Rp 9,75 triliun. Jumlah itu meningkat 25,8% secara tahunan atawa year on year (yoy) dari Rp 7,75 triliun di tahun 2020.
Segmen-segmen lainnya juga kompak mencetak peningkatan dibandingkan capaian tahun 2020. Segmen obat resep misalnya,terkerek 14,76% yoy menjadi Rp 5,71 triliun.
Ada juga segmen produk kesehatan dan nutrisi yang masing-masing meningkat 7,11% yoy dan 2,47% yoy menjadi Rp 3,62 triliun dan Rp 7,16 triliun.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Menghentikan Proses Pengembangan Vaksin GX-19, Ada Apa?
Pertumbuhan dari sisi top line itu turut mengerek bottom line KLBF sepanjang tahun 2021. Tercatat, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 16,48% yoy menjadi Rp 3,18 triliun. Sebelumya, laba KLBF tahun 2020 tercatat sebesar Rp 2,73 triliun.
"Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional," jelas manajemen KLBF seperti yang dikutip dalam keterangan resminya, Kamis (31/3).
Inovasi terus dilakukan oleh KLBF dalam rangka menyediakan produk dan layanan yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan penjualan.
KLBF juga berupaya memberikan akses kesehatan yang lebih baik dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program jaminan kesehatan nasional, meluncurkan berbagai produk kesehatan (seperti produk herbal, suplemen, dan vitamin), produk nutrisi yang lebih terjangkau dan layanan test serta diagnostik untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat selama pandemi Covid-19.
Selain itu, untuk mendekatkan diri dengan basis pelanggan yang lebih luas, KLBF menyediakan platform B2C – klikdokter (telemedicine) dan B2B – EMOS & Mostrans melalui divisi distribusi & logistik.
Emiten yang melantai di bursa sejak tahun 1991 itu juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta mengendalikan biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba usaha.
Membidik pertumbuhan dua digit
Di tahun 2022, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, Kalbe Farma membidik target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 11%-15%.
"Dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih juga sekitar 11%-15%," jelas manajemen KLBF seperti yang dikutip dalam keterangan resminya, Kamis (31/3).
Optimisme untuk tumbuh mendorong KLBF untuk terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABGC (Akademisi, Business, Government dan Komunitas), Kalbe Farma terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (hilirisasi produk) dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis.
Di sisi lain, KLBF juga membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi atau bentuk kerja sama bisnis lainnya. Asal tahu saja, KLBF melakukan inovasi melalui PT Kalbe Genexine Biologics dengan melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia, dan Timur Tengah
Sekadar informasi, tahun ini KLBF mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Adapun rasio pembagian dividen juga dipertahankan pada rasio 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News