kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan sedan turun tak berpengaruh ke kinerja emiten otomotif


Selasa, 31 Juli 2018 / 20:53 WIB
Penjualan sedan turun tak berpengaruh ke kinerja emiten otomotif
ILUSTRASI. Produk otomotif grup Astra International


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penjualan mobil sedan kalah laju dari penjualan mobil multi purpose vehicle (MPV). Dari data penjualan pabrikan ke diler (wholesales) Gaikindo tercatat, penjualan sedan hanya sebanyak 4.103 unit di semester I 2018. Jumlah itu menurun dari periode sama tahun lalu yang sebanyak 5.198 unit.

Hal ini disinyalir akan mempengaruhi kinerja emiten-emiten otomotif seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses Makmur Tbk (IMAS). Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan prospek kinerja kedua emiten otomotif tersebut masih bagus.

"Penjualan sedan memang menurun namun tidak drastis. Ini belum tentu karena masalah spesifikasi namun bisa jadi karena keberadaan pesaing dengan harga produk yang lebih murah," jelasnya, Selasa (31/7).

William juga menyebutkan, sekalipun spesifikasi perlu diubah namun itu hanya bagian dalam upaya inovasi produk saja. "Saya memandang langkah ini bukan untuk mengantisipasi menurunnya penjualan mobil sedan," imbuhnya.

Ia menambahkan, kalau melihat khusus penurunan pada mobil sedan, seharusnya efeknya tidak terlalu besar. Sebab penggunaan mobil sedan di kota termasuk kecil dan banyak konsumen yang lebih tertarik untuk memilih mobil MPV karena lebih membantu dalam aktivitas konsumen.

Sedangkan mengenai saham dua emiten otomotif tersebut, William menyebut, masih menarik dikoleksi. "Namun, saya prefer ke ASII melihat posisi harganya yang baru mulai naik. Sedangkan IMAS sudah naik cukup jauh sebelumnya," imbuhnya.

Untuk ASII, ia merekomendasikan beli di harga Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per saham, dengan target sampai dengan akhir tahun di level Rp 8.800 per saham. Selasa (31/7), harga saham ASII naik 0,70% ke level Rp 7.150 per saham.

Sedangkan untuk saham IMAS, William merekomendasi wait and see karena secara teknikal pergerakan sahamnya masih sideways dan baru dapat dibeli di-support Rp 2.400 per saham dan target harga hingga akhir tahun di level Rp 4.000 per saham. Selasa (31/7), harga saham IMAS turun 3,68% menjadi Rp 2.880 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×