Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah secara resmi membuka masa penawaran SBN Ritel seri SBR012-T2 dengan tenor dua tahun dan SBR012-T4 dengan tenor empat tahun pada Kamis (19/1). Masa penawaran SBR012 akan berlangsung sampai 9 Februari 2023.
Direktur Retail Mandiri Sekuritas Theodora Manik mengatakan, penjualan SBR012 lebih ramai dari penjualan seri SBR011. Menurut Theodora, hal itu disebabkan SBR012 yang dinilai investor sangat spesial. SBR012 ditawarkan dalam dua tipe, yaitu SBR012-T2 dan SBR012-T4.
Kupon SBR012-T2 memiliki tenor dua tahun sebesar 6,15% per tahun (BI 7Days Reverse Repo Rate + 65 bps). Sementara, kupon SBR012-T4 dengan tenor empat tahun sebesar 6,35% per tahun (BI 7Days Reverse Repo Rate + 85 bps).
Baca Juga: Suku Bunga Naik, Moduit Sebut, SBR012 Bisa Menjadi Alternatif Investasi
Kupon SBR012 bersifat floating with floor alias mengambang dengan batas minimal. Kupon SBR012 akan ditinjau setiap tiga bulan sekali mempertimbangkan perubahan suku bunga acuan BI tanggal berlakunya kupon baru. Tinjauan kupon akan dilakukan per 11 Mei, 11 Agustus, 11 November dan 11 Februari setiap tahunnya.
“Sehingga, kupon bisa naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun bila lebih rendah daripada batas minimal,” kata Theodora kepada Kontan.co.id, Kamis (26/1).
Theodora mengatakan, SBR012 sesuai untuk rencana menumbuhkan investasi yang moderat dalam jangka waktu menengah. Sebab, dibandingkan dengan suku bunga acuan BI, yaitu BI 7 Days Reverse Repo Rate, suku bunga SBR012 lebih tinggi.
Per 19 Januari 2023, BI 7 Days Reverse Repo Rate berada level 5,75%. “Jika bunga ini tetap sampai dengan bulan Mei 2023, hal ini berarti nanti pada bulan Juni-Agustus 2023, kupon imbal hasil SBR012- T2 dan SBR012-T4 akan naik menjadi masing-masing 6,4% dan 6,6%,” papar dia.
Baca Juga: Bunga Mengambang Jadi Daya Tarik, SBR012 Laris Manis
Menurut Theodora, per Selasa (25/1), SBR012 sangat laku terjual melalui Mandiri Online Securities Trading (MOST) Mandiri Sekuritas. Penjualannya jauh melampaui SBR011 untuk periode penjualan yang sama.
“Kenaikan suku bunga BI tentu berpengaruh ke minat nasabah membeli SBR. Mereka melihat potensi kenaikan kupon SBR012 dan akan membeli produknya,” ungkapnya.
Theodora menuturkan, tenor yang diminati dalam masa penawaran kali ini adalah SBR012-T2 dengan tenor dua tahun.
Menurut dia, hal itu disebabkan karena periode investasi yang relatif pendek, sehingga para investor lebih memiliki fleksibilitas untuk mengubah investasi jika diperlukan atau sesuai tujuan keuangan.
“Ini juga momen yang tepat untuk membeli obligasi, setelah kinerjanya terbukti resilient di tahun 2022. Kami memproyeksikan pasar obligasi tahu 2023 akan lebih baik dari tahun 2022, karena melambatnya laju inflasi dan peningkatan suku bunga The Fed yang kemungkinan sudah mencapai puncaknya,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News