Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Target penjualan batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di akhir tahun ini kemungkinan meleset dari estimasi semula.
Akhir tahun 2015, PTBA memperkirakan hanya akan menjual 20 juta ton batubara, turun dari target awal 24 juta ton.
Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, pada Kuartal IV ini, PTBA menargetkan bisa menjual 5 juta-6 juta ton batubara.
Menurutnya, penurunan target penjualan disebabkan mundurnya operasional jalur ganda (double track) baru kereta api milik PTBA.
"Karena sempat ada keterlambatan penyelesaian double track yang baru beroperasi penuh di September mengakibatkan kemunduran target," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (27/10).
Sementara, harga jual rerata alias average selling price (ASP) PTBA diprediksi akan tetap flat hingga akhir tahun yaitu sekitar Rp 720.000 per ton.
Lalu, stripping rasio tahun ini diprediksi sekitar 4,5-4,6 kali.
Sebagai informasi, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, volume penjualan PTBA mencapai 14,35 juta ton.
Jumlah itu masih naik 8% dibanding penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya 13,24 juta ton.
Meski target tahun ini dipangkas, penjualan PTBA diperkirakan tetap naik jika dibandingkan dengan volume penjualan yang diraih sepanjang tahun 2014 lalu sebesar 17,96 juta ton.
Tahun depan, dengan banyaknya permintaan domestik karena proyek pembangkit listrik, PTBA berharap bisa mendapat kenaikan produksi sekitar 15% dari tahun ini.
Ariyanto Kurniawan, Analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya, Senin (26/10), melaporkan, kapasitas rel kereta PTBA akan menjadi 22 juta ton per tahun pada 2016 mendatang, naik dari kapasitas tahun ini sebesar 16-17 juta ton.
Ariyanto mengatakan, berdasarkan basis penghitungan per kuartal, rel tersebut mampu mengantarkan sekitar 5 juta-5,5 juta ton batubara.
"Kami meyakini kondisi itu mampu membuat perusahaan memaksimalkan pelabuhan mereka di Tarahan yang baru dilebarkan dan sebagai imbal baliknya, dan mampu meningkatkan volume distribusi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News