Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal I-2022, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 11% secara year on year menjadi Rp 26,2 triliun.
Sayangnya, dari sisi bottom line, emiten rokok ini justru mengalami penurunan. Tercatat, laba bersih HMSP pada kuartal I-2022 sebesar Rp 1,9 triliun atau turun 26% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika, penurunan laba bersih HMSP tersebut tidak terlepas dari lebih tingginya pajak cukai yang berlaku di mana mengalami kenaikan 26,9% secara yoy. Hal ini juga tercermin dari turunnya gross margin HMSP sebesar 15% pada kuartal I-2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tapi, sejauh ini, kinerja HMSP tersebut masih inline dengan proyeksi kami maupun konsensus karena telah memenuhi 25% dari perkiraan,” kata Putu ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/5).
Baca Juga: Marjin Berpotensi Tertekan, Berikut Rekomendasi Saham HM Sampoerna (HMSP)
Sementara itu, Phillip Morris International (PMI) melaporkan adanya sedikit pertumbuhan pada industri rokok pada kuartal I-2021. Tercatat, volume penjualan industri rokok mencapai sebesar 75,1 miliar batang atau naik 5,8% secara yoy.
HMSP sendiri juga berhasil mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 5,2% secara yoy. Sigaret Kretek Mesin (SKM) masih jadi kontributor utama dengan menyumbang 66% dari total penjualan. Sementara untuk Sigaret Kretek Tangan dan Sigaret Putih Mesin (SPM) masing-masing menyumbang 23% dan 9% terhadap total penjualan.
Putu menjelaskan, perbaikan volume penjualan tersebut didorong oleh keuntungan pajak dari segmen di bawah tier-1 dan regulasi Covid-19 yang dilonggarkan. Ia meyakini, perbaikan volume penjualan masih akan terus berlanjut seiring dengan membaiknya ekonomi. Hanya saja, kenaikan cukai masih akan membayangi bottom line HMSP.
Di tengah kenaikan tarif cukai rokok yang menghantam kinerja HMSP dalam beberapa tahun terakhir, Putu optimistis HMSP masih bisa membagikan dividen pada tahun ini.
“Seiring dengan net profit dan retained earnings di tahun 2021, kami mengasumsikan Rp 60,5 dividen per saham, yang menghasilkan dividend yield 6,2% dengan asumsi harga saham di Rp 1.000,” imbuh Putu.
Baca Juga: Saham Emiten Rumah Sakit Kompat Menguat, Simak Rekomendasi Sahamnya
Sementara analis Bahana Sekuritas Giovanni Dustin dalam risetnya pada 20 Mei 2022 juga meyakini HMSP masih akan tetap membagikan dividen, meski di tengah kenaikan tarif cukai rokok dan tergerusnya marjin HMSP. Proyeksinya, HMSP akan membagikan dividen dengan yield sebesar 7,4%, jauh lebih tinggi dari rata-rata emiten rokok global yang di kisaran 6,8%.
Saat ini Putu merekomendasikan untuk hold saham HMSP dengan target harga Rp 1.000 per saham.
Sementara analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama juga memberi rating hold untuk saham HMSP dengan target harga Rp 1.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News