Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan lahan milik PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) di Kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) tumbuh subur. Sepanjang kuartal kedua 2023, AKRA berhasil menjual sekitar 17 hektare (ha) lahan di JIIPE.
Pada kuartal pertama 2023, AKRA membukukan penjualan lahan seluas 19,6 ha. Dus, jika diakumulasikan, AKRA telah menjual sekitar 36,6 ha lahan di JIIPE sepanjang semester pertama 2023.
Asal tahu, tahun ini AKRA menargetkan penjualan lahan seluas 70 ha sampai 75 ha. Ini berarti, realisasi penjualan lahan AKRA per semester pertama 2023 sudah mencapai 49% sampai 52% dari target yang dipasang.
Analis UOB Kay Hian Sekuritas Posmarito Pakpahan meyakini, target tersebut dapat dicapai oleh AKRA. Ini mengingat permintaan cadangan lahan yang tinggi, yang diproyeksi lebih dari 543 ha.
Baca Juga: Saham VKTR Teknologi (VKTR) Direkomendasikan Beli, Simak Ulasannya
Tingginya permintaan tersebut didukung oleh pengembangan ekosistem manufaktur di JIIPE yang terletak di lokasi yang strategis, serta statusnya sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Dia menilai, kawasan ekonomi khusus dapat menarik investor dari industri berat dan teknologi serta industri hilir mineral
Selain menjual lahan, AKRA juga menyediakan jasa utilitas seperti listrik, air, pengolahan air limbah, hingga gas. Pada kuartal pertama 2023, Pakpahan menyebut pendapatan dari penyediaan layanan utilitas menyumbang 1,4% dari total laba kotor.
Di sisi lain, secara historis, Pakpahan mencatat volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) AKRA pada semester pertama lebih rendah dibandingkan dengan semester kedua.
Bukan tanpa alasan, pelemahan ini karena minimnya aktivitas penambangan akibat gangguan cuaca dan libur periode Lebaran yang menyebabkan turunnya permintaan BBM. Namun demikian, dengan sedikitnya jumlah pemain di industri BBM serta didukung oleh jaringan yang luas, AKRA diekspektasikan dapat mempertahankan volume penjualan sekitar 240.000 kilo liter BBM per bulan.
Sementara itu, ketatnya supply membantu AKRA untuk mempertahankan dan membukukan margin per liter yang relatif stabil secara kuartalan.
Per akhir 23 Mei, AKRA telah mengoperasikan 41 gerai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Jumlah ini naik dari 36 outlet di akhir 2022. Adapun AKRA berencana untuk mengoperasikan 50 SPBU pada akhir 2023 dan 350 outlet SPBU pada tahun 2030.
Pakpahan mempertahankan rekomendasi buy saham AKRA dengan target harga Rp 1.750. Target harga ini menyiratkan valuasi setara price to earnings (PE) 14,2 kali pada 2023, dimana valuasi ini mendekati PE rata-rata lima tahun saham AKRA.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Semen Indonesia (SMGR) di Tengah Kebutuhan Semen Meningkat
“Risiko rekomendasi kami adalah volume penjualan yang lebih rendah dari perkiraan, penurunan harga bahan kimia dasar, dan penjualan lahan JIIPE yang lebih rendah dari perkiraan,” kata Pakpahan.
Pakpahan tidak merevisi proyeksi laba bersih AKRA tahun ini. Hasil kinerja keuangan AKRA pada kuartal kedua 2023 kemungkinan akan lebih rendah dari kuartal pertama 2023.
Namun, pertumbuhan laba yang solid kemungkinan akan terlihat pada kuartal ketiga 2023, terutama didorong oleh penjualan lahan. Ditambah, secara historis, aktivitas pertambangan dan industri secara umum memang cenderung meningkat pada paruh kedua.
Tahun ini, AKRA diperkirakan membukukan pendapatan senilai Rp 42,53 triliun dengan laba bersih Rp 2,44 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News