kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Antam pada tahun 2014 merosot 16%


Minggu, 01 Februari 2015 / 22:58 WIB
Penjualan Antam pada tahun 2014 merosot 16%
ILUSTRASI. Menteri LHK Sebut Penyebab Utama Polusi Udara Jabodetabek Asap Kendaraan.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA.  PT Aneka tambang Tbk (ANTM) mencatakan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2014. Pasalnya, penjualan bersih tidak diaudit ANTM melorot 16%  dibanding tahun 2013 menjadi Rp 9,46 triliun. 
 
Tri Hartono Sekretaris perusahan ANTM mengkaim merosotnya penjualan ANTM lantaran penurunan harga nikel dan emas."Keduanya merupakan komoditas  utama ANTM,"kata Tri dalam Keterbukaan, Sabtu (31/1). 
 
Selain itu, melingsirnya penjulan perseroan jga dipicu adanya regulasi pemerintah yang melarang ekspor mineral mentah yang mulai berlaku sejak awal tahun 2014. 
 
Emas berkontribusi paling besar terhadap penjualan bersih ANTM yakni sekitar 52% atau Rp 4,93 triliun. Angka ini naik 5% dari kontribusi tahun sebelumnya lantaran volume penjualan emas meningkat 6% menjadi 8.979 Kg (320.800 oz). 
 
Namun, volume produksi emas  tahun 2014 yang berasal dari Pongkor dan Cabaliung hanya 2.335 Kg, turun 9% dari tahun sebelumnya. Ini terjadi karena  penurunan kadar bijih emas yang ditambang baik di tambang emas Pongkor maupun Cibaliung
 
Sementara,penjualan feronikel mencapai Rp 4 triliun atau naik 93% dari tahun 2013 seiring dengan volume penjualannya yang meningkat sebesar 37% mencapai 19.748. Namun, volume produksi Feronikel turun 8% menjadi 16.851 ton nikle dalam feronikel (TNi) lantaran optimasi blending yang dilakukan sejak awla tahun 2014. "Penurunan terjadi karena ANTM menggunakan umpan bijih yang berasal dari tambang nikel pulau Pakal sehingga perlu dilakukan penyesuaian dalam operasi pabri feronikel," jelas Tri. 
 
Seiring dengan regulasi pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral pada 12 Januari 2014, pendapatan dari bijih nikel hanya sebesar Rp 89 miliar atau melorot hingga 98% yoy. Volume penjualannya juga turun 98% menjadi 215.400 mwt. Produksi Bijih Nikel sepanjang tahun 2014 tercatat 1.142.814 atau turun 90%. "Sebagian besar produksi digunakan untuk keperluan umpan bijih pabrik feronikel,"kata Tri. 
 
Nilai penjualan bauksit sepanjang tahun lalu tidak diaudit tercatat Rp 20 miliar dengan volume penjualan 60.898 Mwt. Sedangkan Volume produksinya tercatat 267.292 Wmt. 
 
Adapun kontribusi batubara terhadap penjualan  mencapai Rp 179 miliar dengan volumen penjualan 652.413 ton. Sedangkan volume produksi melalui entitas anak yakni PT Indonesia Coal Resources (ICR) mencapai 464.002 ton. 
 
Sepanjang tahun lalu,aktivitas eksplorasi ANTM fokus pada komoditas emas, nikel dan bauksit dengan total biaya eksplorasi mencapai Rp 10,5 miliar. 
 
Sampai akhir tahun, perseroan telah melakukan aktivitas eksplorasi ema di Prospek Batangasai, Air Niru Bengkulu, Pongkor dan Papandayan Jawa Barat. Ekspolrasi Bauksi dilakukan di daerah Pomala Sulawesi tenggara dan eksplorasi Bauksit dilakukan di daerah Tayan, Mempawah dan Landak Kalimantan Barat.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×