kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peningkatan jumlah investor pada tahun ini jadi angin segar bagi industri reksadana


Senin, 05 Juli 2021 / 15:30 WIB
Peningkatan jumlah investor pada tahun ini jadi angin segar bagi industri reksadana
ILUSTRASI. Peningkatan jumlah investor pada tahun ini jadi angin segar bagi industri reksadana


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana Indonesia secara year to date (2 Juli 2021) mencatatkan hasil yang beragam. Tercatat hanya terdapat 3 jenis reksadana yang mencatatkan imbal hasil positif, yaitu reksadana pasar uang konvensional (Infovesta Money Market Fund Index), reksa dana pasar uang syariah (Infovesta Sharia Money Market Fund), dan reksa dana pendapatan tetap Syariah (Infovesta Fixed Income Fund Index) masing-masing sebesar 1,84%, 1,62%, dan 0,32%.

Sedangkan kinerja reksadana lainnya yang berbasis saham, obligasi, maupun campuran gagal mencetak imbal hasil positif terutama akibat kinerja IHSG yang cenderung flat yang naik tipis sebesar 0,73%.

Namun, di tengah keberagaman imbal hasil reksadana Indonesia, berdasarkan data Kustodian  Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia justru naik menjadi 5,37 juta investor atau naik 38,43% pada Mei 2021 dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan tertinggi ditopang oleh investor reksadana, yakni mencapai 4,69 juta orang pada Mei 2021 atau naik sebesar 47,87% dibandingkan akhir 2020 sebanyak 3,17 juta orang.

“Hal ini merupakan sentimen positif bagi pasar modal Indonesia yang menandakan adanya peningkatan partisipasi dari investor ritel sehingga mengurangi ketergantungan pasar modal terhadap investor asing,” sebut Infovesta Utama dalam rilis mingguannya pada Senin (5/7).

Baca Juga: Berikut 3 reksadana dengan return tertinggi sepanjang semester pertama 2021

Infovesta Utama melihat, peningkatan investor pasar modal Indonesia disebabkan karena tingkat suku bunga yang rendah sehingga investor secara aktif mencari alternatif investasi selain deposito yang menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi.

Lantas, apakah prospek reksadana Indonesia semester II 2021 masih menarik bagi investor?

Berdasarkan analisa Infovesta Utama, pemulihan pasar modal Indonesia masih akan bergantung pada efektivitas langkah tegas pemerintah dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang diharapkan menekan angka kasus harian Covid-19. Selain itu, dari Amerika Serikat juga terdapat sentimen tapering yang cukup membebani pasar obligasi.

Namun demikian, pasar saham Indonesia akhir-akhir ini diramaikan dengan saham teknologi yang memberikan sentimen positif. Melihat prospeknya yang cemerlang dan juga beberapa pemain besar seperti Gojek dan Bukalapak direncanakan melantai di Bursa Indonesia tahun 2021, hal tersebut diprediksi akan membawa angin segar bagi para investor.

Ke depannya, pemulihan pasar saham Indonesia masih akan bergantung pada perkembangan Covid-19. Di sisi lain, pasar obligasi memiliki potensi kenaikan terbatas karena potensi suku bunga dipangkas lebih jauh sudah sangat kecil, di samping masih munculnya isu tapering.

“Oleh karena itu, investor yang ingin berinvestasi pada tahun ini bisa melirik produk-produk reksadana yang berinvestasi di saham teknologi mengingat prospeknya yang baik dan minat investor masih "hangat" pada sektor tersebut. Untuk menemukan reksadana tersebut, investor dapat mencari informasi melalui Fund Fact Sheet (FFS) untuk mengetahui reksadana mana yang memiliki posisi pada saham sektor teknologi,” imbuh Infovesta Utama.

Selanjutnya: Reksadana pasar uang kembali jadi reksadana dengan kinerja terbaik sepekan terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×