kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penguatan harga CPO masih berlanjut


Jumat, 10 Februari 2017 / 08:55 WIB
 Penguatan harga CPO masih berlanjut


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berpeluang melambung lagi sepanjang pekan depan. Prediksi penurunan produksi dan pasokan CPO Malaysia mendorong potensi kenaikan ini.

Malaysia Palm Oil Board memperkirakan, produksi CPO Malaysia di Januari 2017 turun 13,1% menjadi 1,28 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Ini sejalan dengan proyeksi CIMB Futures, bahwa produksi CPO Malaysia Januari 2017 turun 7% jadi 1,37 juta ton, dibanding bulan sebelumnya. "Jika proyeksi tepat, maka harga CPO selama sepekan mendatang akan bertahan di atas level RM 3.000 per ton," kata Agus Chandra, Research and Analyst Monex Investindo Futures.

Menurut RHB Investment Bank, stok CPO Malaysia Januari 2017 turun 11% menjadi 1,49 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Sementara CIMB Futures memprediksi ekspor Malaysia Januari 2017 bisa naik 6,2% menjadi 1,35 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Hal ini didukung permintaan di AS, China, India, Pakistan dan Uni Eropa.

Agus menilai, harga CPO bisa terus menanjak hingga akhir pekan. Selain karena faktor penurunan produksi, pelemahan nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dollar AS juga menopang harga. "Di sisi lain, kenaikan harga minyak mentah dunia jadi pendukung bagi harga komoditas energi, lainnya termasuk CPO," tambah dia.

Menanjaknya harga minyak kedelai turut menguntungkan pergerakan CPO. Sebagai komoditas substitusi, tren naik harga minyak kedelai membuat CPO, dengan kurs ringgit yang rendah, dipandang lebih menarik.

Menurut Agus, peluang kenaikan harga akan semakin besar jika dollar AS kembali bergerak dalam tren menguat. Pelaku pasar memprediksi USD berpeluang menguat pasca pidato salah satu petinggi The Fed, Charles Evans. Pidato Gubernur The Fed negara bagian Chicago ini diprediksi akan bernada hawkish, sehingga positif bagi USD.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Asia Tradepoint Futures , mengatakan, dari sisi fundamental belum ada katalis yang bisa menjegal harga CPO. Hanya saja, harga saat ini sedang menguji level resistance berikutnya. "Selama belum menembus level RM 3.200 per ton, yang merupakan resistance kuat, maka peluang koreksi teknikal tetap terbuka," imbuh Deddy.

Selain karena proyeksi data yang positif, keringnya pasokan yang datang dari laporan tahun lalu juga turut memberikan tenaga bagi CPO. Menurut Deddy, data pasokan CPO di 2016 akan terasa imbasnya hingga menjelang akhir kuartal satu.

Sekadar info, produksi CPO Indonesia tahun lalu turun untuk pertama kalinya sejak dua dekade terakhir. Produksi CPO Malaysia 2016 turun 13% dibanding 2015 lalu.

RHB Investment menilai, harga CPO bisa naik ke level RM 3.100 per metrik ton dalam waktu dekat ini. CIMB Futures memperkirakan, sepanjang Februari 2017 harga CPO akan bergerak dalam rentang RM 3.000-RM 3.300 per metrik ton.

Hari ini, Deddy memprediksi harga CPO berpeluang naik tipis ke kisaran RM 3.000-RM 3.150 per ton. Sepekan ke depan, harga diprediksi bergerak antara RM 2.980-RM 3.200 per ton. Sedang hitungan Agus, harga CPO hari ini akan bergerak antara RM 3.080RM 3.150 per ton dan di kisaran RM 3.000-RM 3.200 per ton sepekan ke depan.

Kemarin (8/2), harga CPO kontrak pengiriman April 2017 di Malaysia Derivative Exchange melesat 0,51% ke RM 3.098 per ton. Harga CPO menguat 0,84% dalam sepekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×