Reporter: Auriga Agustina | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar diprediksi akan wait and see terkait rencana pemerintah melakukan holding BUMN Karya untuk infrastruktur dan perumahan. Hal itu terjadi karena pasar membutuhkan kepastian apakah benar rencana tersebut dapat meningkatkan kinerja masing-masing perusahaan.
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan mengatakan, dengan adanya aksi ini, pelaku pasar akan cenderung wait and see hingga nanti proses holding terbentuk. Menurutnya , pelaku pasar akan melihat apakah benar nantinya dengan adanya aksi ini kinerja perusahaan akan tumbuh seperti yang telah dikampanyekan masing-masing perusahaan.
Menurutnya, dengan adanya aksi ini artinya emiten karya akan melakukan diverfikasi yang membuat ruang gerak perusahaan terbatas.“Nilai ruang gerak yang terbatas apakah bisa memberikan nilai tambah atau tidak, mendiversifikasi memang gampang, tapi di sini kelompok pemainnya banyak. Tidak ada urusan bisnis kedepan, misalnya Waskita pegang infrastruktur, Wika tidak bisa lagi, kalau dulu kan bisa,” ujarnya, Senin (14/1).
Direktur utama WIKA Tumiyana mengatakan telah menyiapkan rencana bisnis untuk tahun ini. Ia mengatakan porsi target perolehan kontrak anyar tersebut sudah ditentukan sebesar 57% yang berasal dari BUMN, sementara dari proyek pemerintah dan swasta masing-masing 15% dan 28%.
Sebagai gambaran, Holding BUMN infrastruktur akan terdiri dari PT Hutama Karya sebagai lead holding, dengan sub holding PT jasa Marga Tbk (JSMR), PT Adhi Karya Tbk (Adhi), PT Waskita Karya (WSKT), PT Yodya Karya dan PT indra Karya.
Sementara Wijaya Karya (WIKA) akan masuk dalam sub holding BUMN Perumahan dan pengembangan kawasan yang dipimpin oleh Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News