Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Manajer investasi (MI) berlomba menerbitkan reksadana baru. Jumlah produk reksadana sampai Mei mencapai 672 produk. Nilai ini naik tahun lalu sebanyak 646 produk.
Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto bilang di semester dua penerbitan reksadana baru akan bertambah 10 produk baru. "Reksadana di Indonesia orientasinya domestik, jadi investor kebanyakan domestik dan penempatan aset juga di instrumen domestik," tutur dia, Kamis (28/4).
Karena itu, Abiprayadi yakin meski ada gonjang-ganjing perekonomian di Eropa tidak akan mempengaruhi industri reksadana Indonesia. Dia menambahkan, imbas krisis Eropa hanya bersifat sementara.
Abiprayadi menambahkan kalau return reksadana akan kembali positif pada semester dua. Sebab, kondisi perekonomian di dalam negeri cukup baik dan menunjang kinerja reksadana.
Kalau menurut pengamat pasar modal Rudiyanto ada dua alasan banyaknya penerbitan reksadana. Pertama, produk reksadana yang telah diterbitkan sebelumnya kurang memberi performa bagus. Sehingga MI perlu diterbitkan produk baru. Kedua, ini adalah strategi diversifikasi portofolio MI untuk mempertahankan dana kelolaan reksadana. "Faktor kedua itu yang menurut saya menjadi alasan sebagian MI menerbitkan reksadana sepanjang semester satu ini," kata dia.
Rudiyanto menjelaskan, perkembangan pasar reksadana di Indonesia yang terus meningkat, membuat MI dituntut kreatif dalam menelurkan produk. Semakin banyak jenis produk reksadana yang diterbitkan, investor dapat semakin tertarik memiliki reksadana karena pilihan investasi banyak.
Misalnya ketika pasar masih tak menentu maka reksadana jenis pasar uang bisa menjadi alternatif penyimpanan dana. "Ini menjadi strategi mempertahankan dana kelolaan MI," kata dia.
Namun, di semester dua mendatang Rudiyanto melihat ada hambatan dalam penerbitan reksadana baru. Pasalnya, regulator tengah sibuk mengurus peleburan menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Itu mungkin membuat waktu persetujuan penerbitan produk barunya menjadi terhambat," jelas dia. Dia menduga, penerbitan reksadana kuartal tiga masih sepi, dan kembali gencar di kuartal empat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News