kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penerbitan reksadana baru akan sedikit membaik hingga akhir tahun


Selasa, 08 September 2020 / 20:54 WIB
Penerbitan reksadana baru akan sedikit membaik hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Penerbitan produk baru reksadana diproyeksikan akan sedikit membaik hingga akhir tahun nanti.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan produk reksadana baru pada di kuartal ketiga ini masih minim imbas dari ketidakpastian akibat pandemi virus corona. Tapi, penerbitan produk baru diproyeksikan akan sedikit membaik hingga akhir tahun nanti.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, meski pada semester kedua ini penerbitan produk baru masih sangat terbatas, bukan berarti industri reksadana tidak tumbuh. Menurut dia, tidak ada korelasi antara penerbitan produk baru dengan dana kelolaan reksadana.

“Walau tidak banyak produk baru, sejauh ini tren dana kelolaan reksadana justru terus tumbuh. Jadi ini mengindikasikan minat masih tetap tumbuh, hanya saja masyarakat lebih memilih subscribe ke produk reksadana yang sudah ada di pasar saat ini,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (8/9).

Dengan pertumbuhan tersebut, pada akhirnya Wawan melihat para manajer investasi (MI) cenderung belum merasa perlu untuk menambah produk baru. Selain itu, keputusan penerbitan produk baru juga tergantung dengan kebutuhan MI. Apakah portofolio yang sudah ada perlu ditambah lagi atau tidak. 

Baca Juga: IHSG melempem, kinerja reksadana saham paling jeblok sepekan terakhir

Jika dirasa sudah cukup dengan portofolio yang sudah ada dan memenuhi kebutuhan investor, Wawan menilai penerbitan pun pada akhirnya tidak jadi sebuah kewajiban walaupun minat masih terus tumbuh. Tapi, Wawan melihat dengan kondisi saat ini yakni munculnya sentimen pemulihan ekonomi, ada peluang akan adanya penerbitan produk baru. 

“Saham saat ini valuasinya masih cukup murah dan suku bunga masih akan tetap rendah sehingga ini jadi peluang menarik. Jadi ada peluang untuk produk reksadana berbasis saham dan berbasis obligasi tren penerbitannya bisa lebih baik pada sisa akhir tahun ini,” ungkap Wawan.

Baca Juga: Penurunan produk reksadana tidak serta merta ikut menurunkan kinerja industri

Head Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan penerbitan produk reksadana baru masih akan relatif terbatas. Menurut Reza, setidaknya vaksin virus corona harus terealisasi terlebih dahulu agar iklim investasi bisa lebih stabil.

Kendati demikian, HPAM baru saja mendaftarkan produk reksadana terbaru yakni Reksadana Penyertaan Terbatas HPAM Manufacture I. Hanya saja Reza belum bisa merinci seperti apa detail reksadana tersebut.

“Penerbitan ini sebagai alternatif investasi bagi para nasabah maupun pendanaan untuk korporasi. Kami cukup yakin dari segi minat sih banyak, hanya saja investor masih selektif dalam memilih project yang akan dijadikan underlying,” papar Reza.

Selanjutnya: Reksadana terproteksi paling banyak diterbitkan pada Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×