Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk reksadana terproteksi adalah reksadana yang rutin mengeluarkan produk baru. Namun, pada tahun ini, agaknya penerbitan reksadana yang satu ini mengalami kendala.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, banyak produk reksadana terproteksi yang jatuh tempo justru tidak diperbarui. Dana yang jatuh tempo tersebut dialihkan ke produk reksadana lain.
Hal tersebut dapat terlihat dari tren dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksadana terproteksi yang terus mengalami penurunan. Per November, AUM reksadana terproteksi kembali turun 1,57% menjadi Rp 138,99 triliun. Penurunan ini merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut.
Baca Juga: Tahun depan, dana kelolaan (AUM) reksadana diproyeksikan bisa capai Rp 600 triliun
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengungkapkan minimnya penerbitan reksadana terproteksi baru tidak terlepas dari juga minimnya penerbitan obligasi korporasi. Obligasi korporasi sendiri menjadi underlying asset untuk reksadana terproteksi.
“Jika dilihat dari penerbitan obligasi korporasi dengan credit rating investment grade, sebenarnya semenjak rendahnya suku bunga pada tahun ini, pada akhirnya terjadi penurunan yield. Hal ini berdampak pada penundaan penerbitan obligasi korporasi, sehingga penerbitan produk baru reksadana terproteksi pun tidak mengalami peningkatan,” kata Reza ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (9/12).
Padahal, dari segi minat investor, Reza menyebut reksadana terproteksi masih jadi salah satu produk yang diburu. Hanya saja, dengan obligasi korporasi yang terbit tahun ini dari segi imbal hasil ternyata besarnya setara dengan SUN acuan 10 tahun, akhirnya investor pun lebih memilih produk lain.
Ke depan, Reza cukup yakin reksadana terproteksi baik dari segi minat maupun penerbitan berpotensi lebih baik dari tahun ini. Dengan ekonomi yang mulai pulih dan kembali reopening, maka sebagian perusahaan akan menerbitkan obligasi korporasi untuk membantu permodalan usahanya.
“Henan Putihrai AM rencananya pada tahun akan menerbitkan reksadana terproteksi spesial untuk APERD Bank dan APERD Non Bank, investor retail, serta korporasi HPAM,” tutup Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News