Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) masih terus mencatatkan kinerja positif. Sepanjang Semester I 2014, pendapatan TELE melambung hingga 40,5% menjadi Rp 6,31 triliun dari sebelumnya Rp 4,49 triliun.
Ini yang mendorong laba bersih TELE ikut tumbuh sebesar 22,8% menjadi Rp 152,8 miliar. Laba per saham TELE naik dari Rp 24 per saham menjadi Rp 27 per saham.
Di sisi lain, distributor produk telekomunikasi, handset dan voucher ini membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp 5,9 triliun, naik dari Rp 4,2 triliun. Meski demikian, laba kotor TELE tetap posotif atau naik 28,42% menjadi Rp 356,3 miliar. TELE terlihat bisa melakukan efisiensi dengan menekan beban penjualan. Pos beban penjualan TELE hanya naik tipis dari Rp 22,5 miliar menjadi Rp 27,9 miliar.
Perseroan juga membukukan penghasilan bunga sebesar Rp 13,4 miliar. Hutang bank TELE juga terlihat menyusut dari Rp 22,9 miliar pada akhir tahun 2013 menjadi Rp 2,3 miliar di Semester I 2014. Jika ditotal, jumlah liabilitas TELE mencapai Rp 2,8 triliun dengan total ekuitas sebesar Rp 1,8 triliun.
Direktur Utama TELE, Tan Lie Pin pernah bilang, TELE menargetkan pendapatan sebesar Rp 15,7 triliun dengan komposisi Rp 7 triliun berasal dari bisnis handset, Rp 8,5 triliun dari bisnis voucher pulsa, dan sisanya dari bisnis lain-lain.
Saat ini TELE mendistribusikan merek Blackberry, Samsung, HTC, LG, Huawei, dan Sony. Selain itu, TELE juga menjual ponsel produksi sendiri yang diberi merk Tiphone. Namun, tahun ini TELE tak banyak berharap kontribusi besar dari ponsel merk Tiphone. Kontribusi yang dipatok hanya 3-5%.
Pada Semester II tahun ini, TELE juga siap menggenjot pendapatan dengan ekspansi anorganik. Saat ini,TELE tengah melakukan due dilligence dengan satu perusahaan distributor produk telekomunikasi.
"Mudah-mudahan akuisisi ini bisa selesai di kuartal empat tahun ini," kata Tan Lie Pin, belum lama ini. Perseroan menganggarkan belanja modal tahun 2014 sebesar Rp 139 miliar. Dana itu akan dipakai untuk pengembangan usaha, termasuk menambah outlet baru dan penambahan modal kerja. TELE sendiri masih memiliki total kas sebesar Rp 506,89 miliar.
TELE pun baru saja melepas saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement sebesar 10%saham dari modal disetor perseroan. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui PT PINS Indonesia menjadi pembeli siaga saham TELE tersebut. Rencananya, TLKM ingin memperbesar kepemilikan saham TELE hingga 20%-25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News