kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Pendapatan MEDC tumbuh, laba terbayangi bisnis afiliasi


Kamis, 09 Agustus 2018 / 19:44 WIB
Pendapatan MEDC tumbuh, laba terbayangi bisnis afiliasi
ILUSTRASI. Pembangkit listrik PT Medco Power Indonesia


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Agung Jatmiko

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak kembali menyokong pendapatan PT Medco Energi International Tbk (MEDC) di semester I-2018. Namun, MEDC masih mencatatkan penurunan laba bersih akibat bisnis afiliasi.

Berdasarkan laporan keuangan periode semester I-2018, MEDC catatkan kenaikan pendapatan sebesar 42% secara year on year menjadi US$ 578 juta.

Arandi Ariantara Analis Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan penguatan harga rata-rata minyak Brent berimbas pada kenaikan harga jual rata-rata minyak MEDC di semester I-2018 sebesar 35% menjadi US$ 67 per BBLS. Sementara harga gas tumbuh 9% year on year (yoy) ke US$ 6 per MMBTU.

"Penguatan tersebut mendorong EBITDA di semester I-2018 sebesar 50% yoy ke US$ 301 juta dan inline dengan estimasi di tahun ini," kata Arandi dalam riset 8 Agustus 2018.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan kenaikan harga minyak dan kenaikan kurs dollar AS terhadp rupiah menjadi keuntungan bagi MEDC dan tercermin pada pendapatannya di semester I-2018. Maklum, pendapatan yang MEDC terima selama ini memang dalam dollar AS. Sementara, 60% pengeluaran memakai mata uang rupiah.

Meski pendapatan bertumbuh, tercatat di periode yang sama laba bersih MEDC turun 48% yoy menjadi US$ 41 juta.

Juan mengatakan laba bersih MEDC tertekan karena mengalami kerugian dari afiliasi pertambangan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang memulai pengembangan tahap 7 dari tambang batu hijau.

Sementara, Arandi mengatakan laba bersih MEDC terlihat anjlok karena first time gain sebesar US$ 43 kita di 2017 pasca akuisisi Newmont Nusa Tenggara. "Kami merevisi laba bersih 2018 untuk menyesuaikan kenaikan beban keuangan," kata Arandi.

Nyoman W. Pradana Analis BCA Sekuritas mengatakan di dalam riset 9 Agustus 2018 siklus operasional AMNT yang dovish akan berpotensi menyeret penghasilan non-inti MEDC dan diproyeksikan terjadi hingga 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×