kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Barito Pacific (BRPT) ditopang kinerja anak usaha Star Energy


Senin, 30 September 2019 / 16:11 WIB
Pendapatan Barito Pacific (BRPT) ditopang kinerja anak usaha Star Energy
ILUSTRASI. Star Energy Geothermal


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengalami penurunan sepanjang semester pertama 2019. Pendapatan emiten anggota indeks Kompas100 ini, turun 16% secara year-on-year (yoy) US$ 1,302 miliar. Alhasil, laba BRPT ikut turun.

Melansir laporan keuangan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 73,8% menjadi US$ 10,91 juta. Padahal, di semester I 2018 lalu laba bersih BRPT mencapai angka US$ 41,65 juta.

Baca Juga: Ini penyebab laba Barito Pacific (BRPT) turun 73,8% di semester I 2019

Penurunan kinerja BRPT tidak lepas dari turunya kinerja anak usaha BRPT, yakni Candra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan Star Energy. Per 30 Juni 2019, pendapatan bersih TPIA merosot tajam 18,1% menjadi US$ 1,05 miliar.

Turunnya pendapatan TPIA ditengarai akibat turunnya harga penjualan produk petrokimia terutama untuk produk Ethylene dan Polyethylene.

Hal ini mengakibatkan margin produk petrokimia juga ikut turun. Selain itu, penurunan pendapatan juga disebabkan oleh Turn Around Maintenance (TAM) yang memakan waktu sekitar 55 hari.

Di sisi lain, pendapatan bersih Star Energy juga ikut turun, tetapi tidak sedalam penurunan pendapatan TPIA. Perusahaan yang bergerak di bisnis energi panas bumi ini mengantongi pendapatan bersih US$ 245 juta, atau turun 5,8% dibanding realisasi semester I tahun 2018.

Baca Juga: Laba bersih Barito Pacific (BRPT) turun 73,8% sepanjang semester I 2019

Allan Alcazar selaku Investor Relations Barito Pacific menganggap kinerja Star Energy cukup menopang kinerja BRPT sepanjang semester pertama 2019. Pada semester satu 2019, beban keuangan BRPT turun 13,24% menjadi US$ 99 juta. Hal ini disebabkan oleh refinancing obligasi yang dilakukan Star Energy pada 2018.

Efek pembiayaan kembali pinjaman bank sebesar US$ 250 juta dengan pinjaman baru senilai US$ 200 juta disertai penurunan pokok pinjaman. Menurut Allan, hal ini merupakan salah satu yang membuat kinerja BRPT tidak jatuh terlalu dalam.

“Oleh karena itu saya melihat akuisisi Star Energy tahun lalu memang sangat tepat,” ujar Allan. Lebih lanjut, BRPT juga berencana untuk menambah produksi panas bumi Star Energy.

Kapasitas Star Energy saat ini sebesar 875 MW. Dalam 10 tahun mendatang, Star Energy bakal menambah kapasitas hingga 1200 MW.

Baca Juga: Meski Masih Ada Aksi Massa, IHSG Hari Ini Ditutup Menghijau Ke 6.146,40

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×