Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga minyak yang bergerak di level bawah, mempengaruhi kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sepanjang kuartal pertama 2016. Pendapatan emiten distribusi bahan bakar minyak (BBM) ini menurun 25,62% menjadi Rp 3,57 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Bandingkan dengan pendapatan AKRA pada kuartal pertama tahun lalu, di angka Rp 4,8 triliun. Penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan perdagangan dan distribusi BBM sebesar 24,29% menjadi Rp 3,24 triliun.
Margin laba kotor AKRA tak berbeda jauh, bahkan malah naik tipis. Margin laba kotor AKRA pada kuartal pertama tahun ini 12,39%, sedikit lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu 12,16%.
Laba bersih AKRA kuartal pertama tahun ini Rp 255, 19 miliar, turun 18,95% dari kuartal satu tahun sebelumnya Rp 314,86 miliar. Penurunan laba AKRA ini lebih landai ketimbang pendapatan, karena AKRA mencetak keuntungan selisih kurs pada kuartal pertama tahun ini Rp 50,80 miliar.
Kuartal pertama tahun lalu, AKRA mencetak rugi selisih kurs Rp 8,25 miliar.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan, penurunan harga BBM menyebabkan AKRA sebagai distributor terkena imbas. "Untuk jangka pendek fluktuasi harga minyak mempengaruhi kinerja," kata William, Selasa (26/4).
Menurut dia, saham AKRA masih layak untuk disimpan. Karena untuk jangka menengah AKRA masih memiliki ekspansi di bidang properti yang bisa membuat kinerja emiten ini membaik.
AKRA memiliki proyek Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Proyek kawasan industri terpadu ini dalam tahap pengembangan dan membutuhkan investasi Rp 2,7 triliun. Melihat prospek ini, William merekomendasikan beli saham AKRA dengan target harga Rp 8.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News