kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan ABMM bisa naik 15% - 20% di 2013


Selasa, 26 Februari 2013 / 06:05 WIB
Pendapatan ABMM bisa naik 15% - 20% di 2013
ILUSTRASI. Sergio Ramos bisa pulih pekan ini, bakal debut bersama PSG di Ligue 1


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Bisnis batubara yang lesu membuat PT ABM Investama Tbk (ABMM) tak muluk memasang target. Manajemen ABMM hanya menargetkan, pertumbuhan pendapatan 15%-20% di 2013.

Pendapatan ABMM di tahun lalu naik 35% menjadi US$ 880 juta. Artinya di tahun ini, pendapatan ABMM bisa mencapai US$ 1,01 miliar hingga US$ 1,05 miliar. "Namun pencapaian laba bersih sepanjang 2012 diperkirakan menurun," kata Erinto Pardede, Hubungan Investor ABMM, Senin (25/2). Dia enggan menyebut proyeksi laba bersih ABMM di 2013.

ABMM hanya berharap, laba bersih tahun ini bisa sama dengan tahun 2011 sebesar Rp 412,8 miliar. "Kami juga berharap paling tidak margin laba bersih bisa 5% untuk tahun ini," kata dia.

Kontribusi pendapatan ABMM tersebut dari kontraktor pertambangan sebesar 46%. Sementara tambang batubara yang dikerjakan PT Reswara Minergi Hutama menyumbang 18%. Adapun, bisnis penyedia jasa kelistrikan dari PT Sumber Daya Sewatama menyumbang 15%. Sisanya, dari lini bisnis logistik dan jasa engineering.

ABMM juga tetap menggenjot produksi batubara. Target produksi ABMM tahun ini 6 juta ton. Angka ini naik dari realisasi produksi tahun lalu sebanyak 4,6 juta ton. Erinto yakin, target bisa tercapai karena sudah mengamankan kontrak penjualan batubara.

Reswara melalui unit usahanya PT Media Djaya Bersama (MDB) mendapat kontrak penjualan batubara dengan PT Lafarge Cement Indonesia sebesar 255.000 ton di 2013. Ini kontrak perdana tambang ABMM di Aceh. Total produski Reswara sudah mengamankan lebih dari sepertiga target penjualan batubara ABMM 2013.

Menurut Erinto, harga jual batubara tahun ini akan sama dengan harga jual rata-rata (average selling price) tahun lalu yaitu di US$ 43-US$ 44 per ton.

ABMM menganggarkan belanja modal US$ 290 juta untuk mendorong produksi tambang termasuk di Aceh. Dana tersebut antara lain untuk pengeboran eksplorasi dan aktivitas pengujian di Aceh.

Kata Erinto, pendanaan belanja modal menggunakan pinjaman bank. Anggaran belanja modal ABMM naik dari tahun lalu sebesar US$ 252 juta.
Kemarin, harga saham ABMM naik 0,85% menjadi Rp 2.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×