Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali akan menggelar lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (25/5). Pada lelang kali ini, diperkirakan jumlah penawaran yang masuk akan meningkat seiring kondisi dalam negeri yang dianggap lebih baik.
Asal tahu saja, pada lelang SUN sebelumnya (27/4), jumlah penawaran yang masuk adalah sebesar Rp 52,75 triliun. Head of Economics and Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, minat peserta lelang SUN esok akan melanjutkan tren kenaikan jumlah penawaran pada lelang sepanjang April.
Dia memperkirakan, jumlah penawaran yang masuk akan bisa mencapai Rp 50 triliun-Rp 60 triliun. “Saat ini, kondisi fundamental Indonesia masih menunjukkan tren positif. Hal ini tercermin dari angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang masih sejalan dengan proyeksi. Lalu, nilai tukar rupiah yang terjaga, serta data neraca dagang dan cadangan devisa yang masih tinggi,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (23/5)
Sementara dari global, walaupun ada perubahan nada dari The Fed yang mulai mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian obligasi, Fikri mengaku dampaknya akan relatif minim. Apalagi, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga sudah mematok target penerbitan surat utang sebesar Rp 230 triliun pada lelang SUN dan sukuk negara kuartal kedua 2021.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang tujuh seri SUN pada Selasa (25/5), berikut daftarnya
Oleh karena itu, Fikri melihat Kemenkeu mau tidak mau akan menyerap yang lebih banyak pada sisa kuartal kedua 2021 ini. Perkiraan dia, pada lelang SUN besok, pemerintah akan menyerap di kisaran Rp 30 triliun sehingga tidak lagi mengadakan lelang tambahan pada keesokan harinya.
“Walau punya target, pemerintah sepertinya tidak akan sembarangan menyerap karena yield saat ini juga masih relatif tinggi. Oleh karena itu, kemungkinan besar, pemerintah akan lebih banyak menyerap seri bertenor pendek karena punya yield yang relatif lebih rendah,” imbuh Fikri.
Sementara dari sisi peserta, Fikri melihat seri yang akan diburu adalah seri dengan tenor 10 dan 15 tahun. Menurut dia, kedua seri ini menawarkan imbal hasil yang paling menarik saat ini dari kacamata investor.
Terkait dengan yield secara umum pada lelang esok, Fikri memperkirakan besarannya tidak akan banyak jauh berbeda dibanding lelang SUN terakhir. Namun, dia melihat ada potensi yield SBN acuan 10 tahun akan sedikit lebih rendah dibanding posisi Jumat (21/5). “Nilai tukar rupiah belakangan ini bagus, jadi ini bisa membuat yield sedikit lebih rendah,” pungkas Fikri.
Baca Juga: Laris manis, penerbitan Samurai Bond tembus 100 miliar yen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News