kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemulihan ekonomi jadi penentu masuknya dana asing ke pasar saham


Senin, 13 Juli 2020 / 22:45 WIB
Pemulihan ekonomi jadi penentu masuknya dana asing ke pasar saham
ILUSTRASI. Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). Dalam sepekan, investor asing mulai melakukan aksi beli bersih di pasar saham tanah air.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,66% ke level 5.064,45. Dalam sepekan, indeks masih berada dalam zona hijau dengan penguatan 1,51%.

Dalam sepekan pula, investor asing mulai melakukan aksi beli bersih di pasar saham tanah air. Melansir data RTI, dalam sepekan dana asing yang masuk di pasar regular mencapai Rp 201,93 miliar sementara jika diakumulasikan, net buy di seluruh pasar mencapai Rp 375,75 miliar dalam sepekan.

Meski demikian, investor asing masih memantau perkembangan kondisi perekonomian tanah air. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama  mengatakan investor asing pastinya akan mengukur seberapa efektif upaya pemerintah dalam menahan perlambatan ekonomi pada tahun ini.

Baca Juga: Prospek saham perbankan BUKU II dan BUKU III masih penuh rintangan

Menurut Okie, penyerapan anggaran yang belum optimal dapat menjadi salah satu indikator. Investor membutuhkan transparansi dan dampak nyata dari pertumbuhan ekonomi, apakah lebih buruk dari perkiraan atau malah dapat jauh lebih baik.

“Pemulihan ekonomi tentunya menjadi hal utama dalam perhitungan tersebut. Apabila terjadi pada tahun 2021, tentunya tahun 2020 adalah momentum yang tepat bagi investor asing untuk masuk ke pasar kita,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Senin (13/7).

Dus, ke depan aksi beli bersih asing di pasar saham akan ditentukan oleh sejauh mana upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 yang tercermin dari penyerapan anggaran belanja. Selain itu pertumbuhan produksi dan utilisasi pabrik juga menjadi indikator adanya pertumbuhan dari sektor riil.

Baca Juga: Ekonom menilai peminat global bond yang diterbitkan pemerintah masih cukup tinggi

Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga memperkirakan aksi investor asing ini masih akan bergantung pada kondisi perekonomian. Terlebih pada Rabu (15/7) akan ada rilis data neraca dagang (trade balance) dan pada 16 Juli 2020 mendatang diperkirakan ada rilis suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

MNC Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melakukan penurunan suku bunga acuan. Sehingga, masih ada potensi bagi BI untuk melakukan penurunan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) hingga akhir tahun untuk mengatasi dampak pandemi Corona (Covid-19) yang berkelanjutan.

Baca Juga: Waspada, IHSG berpotensi turun pada perdagangan esok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×