kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemulihan ekonomi berjalan, simak dampaknya ke emiten berorientasi ekspor


Selasa, 12 Oktober 2021 / 20:31 WIB
Pemulihan ekonomi berjalan, simak dampaknya ke emiten berorientasi ekspor
ILUSTRASI. PT Darmi Bersaudara Tbk


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi mulai berjalan seiring meredanya pandemi Covid-19. Meski begitu, kondisi ini memberikan angin segar bagi emiten berorientasi ekspor. Meski begitu, emiten berorientasi ekspor juga harus menghadapi sejumlah kendala untuk menggenjot kinerjanya.

Emiten kayu berorientasi ekspor PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) misalnya, kini masih mencari jalan keluar atas kelangkaan kapal dan kontainer yang dihadapinya. 

"Kami tengah berdialog dan bernegosiasi intens pada level bilateral dengan pihak buyer untuk secara bersama-sama mencari solusi terbaik atas masalah bersama ini," jelas Direktur Utama PT Darmi Bersaudara Tbk Nanang Sumartono  kepada Kontan.co.id, Selasa (12/10). 

Asal tahu saja, sebelumnya diungkapkan, KAYU menghadapi kenaikan biaya kontainer karena kelangkaan kapal kontainer dan juga kontainer. Hal tersebut berdampak pada operasional perseroan sebagai eksportir jalur laut. 

Oleh karena itu, pihak KAYU musti melakukan negosiasi ulang terkait HPP kepada para buyer. 

Kendati saat ini kondisi eskpor tengah kurang baik, KAYU tetap menerapkan strategi membuka pasar baru agar dapat bertahan ke depan. 

Salah satu pasar yang potensial adalah kontinen Amerika Utara. Selain itu, pasar yang menjanjikan adalah Asia Timur terutama di Jepang dan kontinen di Eropa. 

"Potensi yang kami lihat pada negara tujuan baru untuk ekspor kami ini pada akhirnya turut mendongkrak kinerja dan kualitas produk yang dihasilkan karena memberikan multiplier effect dan indirect benefit," jelasnya. 

Baca Juga: Kontainer Langka, KAYU Masih Yakin Penuhi Target Tahun Ini

Disadari manajemen KAYU, situasi dunia yang saat ini memang dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, masih banyak faktor makro maupun mikro yang terkadang tidak bisa terkontrol. Akan tetapi, pihak KAYU merasa tetap perlu terus bergerak dan optimistis dengan kondisi bisnisnya. 

"Oleh karena itu menjadi tidak berlebihan bila kami mempunyai harapan besar bahwa bidikan pasar-pasar baru tersebut dapat tercapai secepat-cepatnya, setidaknya pada tahun ini," imbuhnya. 

Hingga akhir tahun 2021, KAYU masih memasang target penjualan di Rp 19,72 miliar. Sementara itu, laba bersihnya dipatok Rp 1,23 miliar.  

Optimisme itu tertopang tahap kritis dalam kegiatan usaha perusahaan yaitu proses negosiasi dengan para buyer sudah bisa dilakukan kembali. Sekadar informasi, saat ini telah terdapat beberapa pesanan yang sudah akan dikirimkan kepada buyer.

Mencermati hal ini, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama berpendapat, pemulihan ekonomi berbagai negara dari pandemi Covid-19 secara garis besar memang dapat menopang kinerja emiten-emiten berorientasi ekspor. Walaupun, hal ini masih perlu dipastikan kembali melalui laporan keuangannya.

Khusus untuk emiten-emiten berbasis komoditas, krisis energi yang terjadi di sejumlah negara seperti China, Eropa, Inggris, dan kawasan Asia diproyeksi akan menjadi faktor pendorong lainnya. 

Krisis energi ini juga terjadi karena beberapa negara berhasil menangani Covid-19. Sehingga terjadi pemulihan ekonomi secara global dan kebutuhan akan komoditas energi pun meningkat. Di sisi lain produksi cenderung berkurang, sehingga tercipta ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. 

Krisis energi ini juga menjadi pengerek kenaikan harga komoditas yang signifikan. Di samping, permintaan komoditas memang biasa meningkat menjelang musim dingin yang terjadi di akhir tahun. 

"Saat ini permintaan terkait produk komoditas terlihat masih cukup kuat. Kami memproyeksikan hal tersebut masih dapat berlangsung hingga akhir tahun," jelas Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (12/10). 

Sehingga, lanjut Okie, hal ini dapat menjadi katalis positif bagi kinerja emiten eksportir maupun neraca perdagangan. Di sisi lain, kenaikan dari energi memicu kekhawatiran terkait kenaikan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan. 

Untuk saat ini, emiten berbasis komoditas masih dapat dicermati oleh investor, hal tersebut seiring dengan terjaganya harga acuan rata-rata pada level yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. 

"Tentu ini dapat menjadi trigger bagi kinerja emiten sepanjang semester II," imbuhnya. 

Adapun emiten berbasis komoditas batubara, nikel, dan timah dapat dicermati seperti ADRO, ITMG, PTBA, INCO, ANTM, dan TINS. 

Selanjutnya: Harga saham MAPI & JPFA naik di sesi pertama bursa Selasa (12/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×