Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Laju saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) tersendat. Sejak awal tahun hingga kemarin (2/3) atau year-to-date (ytd), harga saham ACES susut 9,58% jadi Rp 750 per saham.
Dalam setahun terakhir, harga ACES sudah merosot 18,82%.Marlene Tanumihardja, analis Samuel Sekuritas Indonesia, menilai, sektor properti yang belum menunjukkan tren bullish menjadi salah satu penghambat pertumbuhan kinerja ACES.
"Terutama pada segmen properti apartemen," kata dia dalam riset yang dirilis Senin (16/2).
Selain itu, efek amnesti pajak belum juga terlihat memberikan stimulus ke sektor properti. Alhasil, dalam waktu dekat, ACES masih belum bisa berharap mendapat sentimen positif dari properti. Apalagi, emiten perkakas rumah tangga ini dinilai menerapkan strategi konservatif.
Hal ini terlihat dari strategi pemasaran emiten ini. ACES belum terlihat menggelar promosi agresif di tengah bisnis properti yang masih lesu.Manajemen ACES pernah menyatakan menyiapkan belanja modal tahun ini Rp 300 miliar, dengan target membuka 10 gerai baru. Mayoritas gerai berada di Jawa. ACES memperkirakan penjualan tumbuh 7% tahun ini.
Analis Ciptadana Securities Nichelle Ongko menyebutkan, belanja modal ACES pada tahun ini masih setara tahun lalu. Alhasil, pertumbuhan pendapatannya ditaksir masih konservatif di kisaran 7%8%.
Nichelle juga memprediksi target rata-rata pertumbuhan penjualan per gerai alias same store sales growth (SSSG) tahun lalu sebesar 2% tidak tercapai. Hitungan dia, SSSG ACES cuma 1,4% di 2016, yang disebabkan penurunan sektor properti.
"Secara kinerja, masih mencerminkan makroekonomi pada tahun lalu," ungkap Nichelle, Kamis (2/3).
Dia menurunkan estimasi laba bersih ACES pada 2016 sebesar 3%, menjadi Rp 605 miliar. Sedangkan pada tahun ini, Ciptadana memprediksi laba bersih ACES bisa tumbuh 13% year-on-year (yoy) menjadi Rp 685 miliar.Nichelle berasumsi, stimulus amnesti pajak ke sektor properti baru akan dirasakan pada semester kedua tahun ini, sehingga penjualan ACES berpotensi terangkat.
Tapi di semester pertama, penjualan alat rumah tangga diproyeksikan masih melambat.Nichelle juga menilai, fluktuasi nilai tukar rupiah belum menjadi kendala, meski 75% barang yang dijual ACES berasal dari luar negeri alias impor. Ini lantaran emiten tersebut menerapkan pass on cost, sehingga biaya kurs dibebankan kepada pembeli dan meningkatkan harga pokok penjualan (COGS).
"Melihat target pasar ACES kelas high end, tentu risiko ini menjadi terbatas," ujar Nichelle.
Analis NH Korindo Securities Arnold Sampeliling masih meyakini kurs rupiah stabil pada tahun ini. Sehingga ACES tidak akan terbebani fluktuasi nilai tukar. "Pembelian barang impor ACES juga berkurang menjadi 70% dari posisi tahun 2015 yang sebesar 80%," ungkap dia.
Arnold memperkirakan pendapatan ACES tahun ini masih bisa tumbuh 8% menjadi Rp 5,19 triliun dari estimasi 2016. Dia masih merekomendasikan buy ACES dengan target Rp 1.000 per saham.
Nichelle juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.010. Adapun Marlene merekomendasikan hold dengan target Rp 825. Harga ACES kemarin ditutup di posisi Rp 755 per saham. nStimulus amnesti pajak bisa terasa ke sektor properti pada semester kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News