kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peminat sukuk ritel bisa Rp 16 triliun


Jumat, 08 Februari 2013 / 07:54 WIB
Peminat sukuk ritel bisa Rp 16 triliun
ILUSTRASI. China memiliki utang luar negeri senilai 17,32 triliun yuan atau setara dengan US$ 2,68 triliun per Juni 2021.


Reporter: Dina Farisah, Noor Muhammad Falih, Wahyu Satriani, Avanty Nurdiana, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Untuk menjaring banyak-banyak investor ritel, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan menunjuk 25 agen penjual sukuk ritel seri SR005. Perkiraan awal penjualan sukuk ritel ini mencapai sekitar Rp 13 triliun.

Angka tersebut bisa tercapai hanya dengan penjualan Rp 520 miliar per agen penjual. Lihat saja, penjualan sukuk ritel tahun lalu. Pemesanan mencapai Rp 19 triliun dari 24 agen penjual. Namun, pemerintah hanya mengambil sekitar Rp 13,61 triliun dari total pemesanan.

Vice President Investment Banking AAA Sekuritas Jimmy Randiatmoko mengatakan, permintaan sukuk ritel kali ini bisa saja menembus Rp 16 triliun. Angka tersebut memperhitungkan minimal penjualan baru Rp 8 triliun, ditambah dengan sukuk ritel jatuh tempo. Sukuk ritel seri kedua SR002 senilai Rp 8,03 triliun akan jatuh tempo pada 10 Februari 2012.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, investor bisa memilih untuk memegang sukuk ritel ini hingga jatuh tempo. "Karena instrumen syariah masih terbatas, minat investor bakal tinggi," kata Lana. Investor tentu saja bisa menjual kembali di pasar sekunder. Semakin besar nilai penerbitan, makin besar pula peluang transaksi di pasar sekunder.

Target bisa tercapai

Melihat target awal beberapa agen penjual sukuk ritel seri SR005, tampaknya target tersebut bakal terlampaui. BCA misalnya, menargetkan penjualan sukuk ritel Rp 750 miliar hingga Rp 876 miliar.

Direktur BCA Henry Koenaifi mengatakan, imbal hasil 6% masih cukup 'menjual' dibanding suku bunga deposito. "Strategi kami dalam penjualan sukuk ritel adalah dengan mendistribusikan ke nasabah lewat cabang-cabang BCA," kata Henry.

Sucorinvest Central Gani mematok target penjualan Rp 1 triliun. Target tersebut sama dengan jatah penjualan sukuk ritel Sucorinvest tahun lalu. Ratih D. Item, Presiden Direktur Sucorinvest mengatakan, sukuk ritel masih menjadi pilihan investor karena instrumen ini relatif aman dan dijamin pemerintah. "Harganya di atas par," kata Ratih.

Kemarin, harga sukuk ritel seri SR004 mencapai 102,05. Sukuk ritel SR003 ditutup di harga 102,75. Sedangkan, sukuk ritel seri SR002 ditutup pada harga 100,03.

I Made Adi Saputra, analis NC Securities memperkirakan, harga sukuk ritel ini bakal naik di pasar sekunder. "Dengan imbal hasil yang hampir mendekati imbal hasil obligasi acuan FR0030, harga sukuk ritel seri SR005 di pasar sekunder akan diperdagangkan di kisaran 102,5 hingga 102,75," kata Made.

Mega Capital Indonesia bekerja sama dengan Bank Syariah Bukopin menargetkan total penjualan Rp 650 miliar.Dari total target ini, Bank Syariah Bukopin menargetkan minimal Rp 150 miliar penjualan sukuk ritel. Sedangkan Mega Capital mematok target penjualan antara Rp 400 miliar - Rp 500 miliar.

Direktur Utama PT Bank Syariah Bukopin, Riyanto mengatakan, tujuan utama partisipasi menjadi sub agen penjualan sukuk ritel ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada nasabah Bukopin dan Bukopin Syariah. Pihaknya berminat ambil bagian dalam penjualan sukuk karena instrumen sukuk sebagai alternatif pengelolaan dana investasi.

Agen Penjual Sukuk Ritel SR-005 Tahun 2013     
           
Perusahaan efek Bank
1 AAA Sekuritas 1 Citibank 9 Bank Muamalat
2 Bahana Securities 2 Bank ANZ Indonesia 10 BNI
3 Danareksa Sekuritas 3 BRI Syariah 11 Bank Permata
4 Kresna Graha Sekurindo 4 BCA 12 BRI
5 Lautandhana Securindo 5 CIMB Niaga 13 Bank Syariah Mandiri
6 Mega Capital Indonesia 6 Bank Danamon 14 Bank UOB Indonesia
7 Reliance Securities 7 BII 15 Standard Chartered
8 Sucorinvest Central Gani 8 Bank Mandiri 16 HSBC
9 Valbury Asia Securities        
sumber: DJPU         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×