kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peminat samurai bond bisa oversubcribe


Kamis, 11 November 2010 / 07:26 WIB
ILUSTRASI. Orang Terkaya di Dunia - Jeff Bezos


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penerbitan samurai bond tinggal menunggu waktu. Pemerintah berencana akan menetapkan waktu penerbitan pada 12 November mendatang. Pada penerbitan kali ini, pemerintah berharap bisa mengantongi dana Rp 3 triliun - Rp 6 triliun.

Rahmat Waluyanto, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mengaku sampai saat ini pemerintah masih belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. "Tunggu saja sampai tanggal 12 November 2010," paparnya. Tapi yang pasti penerbitan samurai bond ini cukup digandrungi oleh para investor.

"Minatnya cukup bagus tapi masih belum ada gambaran berapa banyak," terang Rahmat. Pemerintah berharap bisa mendapatkan bunga lebih bagus dari penerbitan samurai bond sebelumnya. Pada bulan Juli 2009 lalu pemerintah telah menerbitkan obligasi samurai senilai 35 miliar yen. Obligasi tersebut berjangka waktu 10 tahun dengan bunga 2,73%.

Beberapa analis memperkirakan permintaan samurai bond ini akan jauh lebih besar dan bahkan bisa kelebihan permintaan (oversubscribed). Hal ini diakui oleh Imam MS, analis pasar obligasi dan ekonom Trimegah Securities. "Pemerintah pasti sudah melakukan survei terlebih dahulu terkait penyerapannya," jelasnya.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, juga memperkirakan hal yang sama. Permintaan samurai bond bisa besar lantaran Indonesia akan memberikan premium dibandingkan dengan obligasi pemerintah yang diterbitkan Jepang. "Selama Indonesia belum investment grade maka obligasi yang mereka keluarkan akan memberikan premium," ujarnya.

Japan Credit Rating Agency Ltd memang telah menaikkan peringkat Indonesia. Tapi Indonesia rating tersebut belum masuk dalam investment grade. Untuk surat utang dengan mata uang asing dinaikkan dari BB+ menjadi BBB-. Sedangkan untuk penerbitan dengan rupiah diberi rating BBB dari sebelumnya BBB-.

Karena premium yang diberikan inilah, penerbitan obligasi global ini akan selalu laku. Sampai sejauh ini, penerbitan obligasi global yang telah dilakukan oleh pemerintah baru medium term notes (MTN) alias surat utang jangka menengah senilai US$ 2 miliar atau Rp 18,56 triliun. Imam juga memperkirakan kalau penerbitan obligasi ini akan mendapatkan bunga cukup murah.

Imam memberi gambaran obligasi pemerintah Jepang alias Japan Goverment Bond dengan tenor 10 tahun diberi bunga 0,97%. "Gambaran penawaran bunga samurai bond sebelumnya mencapai 2,73% tentu akan menarik," jelasnya. Tapi, Imam menduga kalau penawaran bunga kali ini akan lebih rendah. Sebab kondisi ekonomi dan harga obligasi saja sudah berbeda.

Dugaan dari Lana lain lagi. Menurut dia justru penerbitan samurai bond justru tidak akan jauh berbeda dengan kupon obligasi sebelumnya yaitu sebesar 2,73%. "Premium sebelum menyentuh AAA adalah 25 bps. Jadi tinggal ditambah saja dari rating Indonesia sekarang," terangnya. Jadi kalau memakai rating Indonesia tertinggi yang diberikan oleh perusahaan rating sampai saat ini yaitu A- maka Indonesia harus memberikan bunga 175 bps sebagai premiumnya.

Nah kalau ditambah dengan bunga obligasi dari pemerintah Jepang yang mencapai 0,97%. Maka hasilnya bisa mencapai 2,72%. "Untuk menarik perhatian investor, pemerintah Indonesia harus menambah premium paling tidak 25 bps lagi," papar


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×