CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.888   6,00   0,04%
  • IDX 7.158   -56,35   -0,78%
  • KOMPAS100 1.094   -8,55   -0,78%
  • LQ45 871   -4,26   -0,49%
  • ISSI 216   -2,05   -0,94%
  • IDX30 447   -1,41   -0,31%
  • IDXHIDIV20 540   0,42   0,08%
  • IDX80 125   -0,97   -0,77%
  • IDXV30 136   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   -0,18   -0,12%

Pemilu Tentukan Arah Poundsterling


Senin, 03 Mei 2010 / 11:00 WIB
Pemilu Tentukan Arah Poundsterling


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Test Test

JAKARTA. Mata uang poundsterling cenderung terkoreksi menjelang pelaksanaan pemilihan umum di Inggris, Kamis (6/5) nanti. Jumat (30/4) lalu, poundsterling ditransaksikan US$ 1,5274. Posisi ini melorot 0,67% dari sepekan sebelumnya (23/4) di US$ 1,5377 per poundsterling.

Poundsterling memang cenderung melorot melawan dollar AS. Sejak akhir tahun 2009 yang masih bertengger di level US$ 1,617 hingga akhir April lalu, mata uang Inggris ini terkoreksi 5,54%.

Para analis melihat, investor masih mencermati perkembangan terkini situasi politik di Inggris. Hasil sementara jajak pendapat di media massa menunjukkan tidak ada partai mayoritas di parlemen. "Sterling tertahan oleh polling," kata Ian Stannard, Foreign Exchange Strategist BNP Paribas SA di London, seperti dikutip Bloomberg, akhir pekan lalu.

Stannard bilang, ketidakjelasan mayoritas di parlemen bisa membuat peringkat kredit Inggris kembali disorot. Pada Maret lalu, Fitch Ratings menilai Inggris perlu memangkas lagi defisit anggaran lebih cepat dari rencana semula. Sebab, profil kredit negara itu merosot tajam.

Dengan kondisi parlemen tanpa suara mayoritas, pasar khawatir pemerintah akan kesulitan meraih dukungan pemangkasan defisit anggaran. Dus, hal itu bisa mengancam penurunan peringkat Inggris yang selama ini masih bertahan di posisi AAA.

Namun, perkembangan politik Inggris teranyar menunjukkan titik terang. Dukungan masyarakat terhadap Partai Konservatif mulai mencuat. Polling di koran Sunday Times menunjukkan, Partai Konservatif meraih 35% dukungan. Adapun Partai Liberal Demokrat mendapat 28% dan Partai Buruh 27%. Dengan hitungan itu, Partai Konservatif akan mendapat 285 kursi di parlemen. Sedangkan untuk menjadi mayoritas, partai ini perlu 326 kursi dari total 650 kursi di parlemen.

Analis Asia Kapitalindo Futures, Wahyu Tribowo Laksono, mengatakan, meski masih belum mayoritas, konstelasi hasil pemilu di Inggris sudah mulai tampak, sehingga bisa memberikan sentimen positif ke pasar. "Meski menurun, poundsterling masih bergerak konsolidasi di kisaran US$ 1,5-US$ 1,55," katanya.

Selama batasan tersebut tidak tertembus, imbuhnya, posisi poundsterling masih relatif aman. Lagi pula, penurunan nilai tukar poundsterling terhadap dollar AS selama ini tidak sedalam kejatuhan euro terhadap dollar AS.

Hanya saja, Wahyu tetap mengingatkan sejumlah ancaman yang bisa meruntuhkan poundsterling. Yaitu, lembaga pemeringkat menurunkan rating Inggris, hasil pemilu gagal, dan data ekonomi Inggris memburuk, "Nilai poundsterling bisa jebol di bawah US$ 1,5," katanya.

Selain itu, kalau tekanan terhadap mata uang euro menurun, tekanan terhadap poundsterling berpotensi naik. Begitu pun sebaliknya.

Apabila angka koreksi itu terlampaui, nilai tukar pounsterling bisa kembali ke level terendah di US$ 1,48 atau US$ 1,47. Tapi, jika pemilihan umum sukses dan data ekonomi positif, nilai tukar poundsterling masih akan bertahan antara US$ 1,53 hingga US$ 1,56 per poundsterling.

Berdasarkan survei Bloomberg, nilai tukar poundsterling akan menguat pekan ini. Pemicunya adalah spekulasi persetujuan kredit perumahan di Inggris di bulan Maret. Bank of England akan mengeluarkan persetujuan untuk 49.000 kredit perumahan. Pada Februari, bank sentral ini hanya merestui 47.100 kredit rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×