kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah tukar obligasi pendek


Rabu, 01 Agustus 2012 / 06:08 WIB
Pemerintah tukar obligasi pendek
ILUSTRASI. Jadwal Copa America 2021 Argentina vs Ekuador: La Tricolor bisa sulitkan Albiceleste. REUTERS/Ricardo Moraes


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Tekad pemerintah mengganti surat utang negara tenor pendek dengan tenor panjang semakin kuat. Kemarin (31/7), pemerintah mengadakan lelang surat utang negara (SUN) dengan cara penukaran (debt switch).

Peserta lelang menawarkan 20 seri surat berharga negara (SBN) dari 23 seri yang ditawarkan pemerintah. Obligasi tersebut akan jatuh tempo 15 Juni 2032 dengan kupon 8,25%. Pemerintah menawarkan FR0058 seharga 120%, bunga Rp 11.045 per unit.

Penawaran yang masuk dari lelang tersebut Rp 9,03 triliun. Pemerintah memenangkan Rp 4,978 triliun. Jumlah SBN yang dimenangkan 14 seri. Lelang diselenggarakan melalui MOFiDS (Ministry of Finance Dealing System) trading platform untuk mengurangi risiko refinancing. Berdasarkan catatan Ditjen Pengelolaan Utang, volume penawaran minimum ditetapkan Rp 1 miliar, atau setara 1000 unit.

Seri terbanyak yang ditawarkan investor adalah seri VR0019, yang jauh tempo pada 25 Desember 2014. Hasil penawaran seri itu Rp 2,31 triliun.

Likuiditas meningkat

I Made Adi Saputra, Analis Obligasi NC Securities mengatakan, hasil penawaran mengindikasikan minat investor terhadap obligasi jangka panjang cukup besar. Artinya, investor melihat prospek surat utang masih bagus.

Debt switching ini dilakukan agar pemerintah dapat mengelola portofolio. Dus, Made bilang, pemerintah yang semula memiliki kewajiban membayar utang waktu dekat dapat memundurkan waktu pembayaran utang. Keuntungan lainnya, adalah harga obligasi pemerintah tenor panjang bisa lebih stabil.

Namun, ada enam SBN yang tidak dimenangkan karena harga penawaran cukup tinggi. Ini menandakan pemerintah memang selektif dalam mengambil penawaran dari para pelaku pasar.

Tak hanya itu, menurut Made, jumlah yang dimenangkan pemerintah pun memperlihatkan pemerintah tidak terlalu agresif menukar obligasi tersebut. Dia bilang, pemerintah hanya menyerap sesuai kebutuhan. "Harga yang ditawarkan juga cukup kompetitif. Nanti dampaknya di pasar sekunder akan cukup bagus," kata dia.

Made menuturkan, harga obligasi negara seri FR0058, kemarin (31/7), sempat menyentuh harga 119,75. Dengan debt switch, harga seri itu bisa stabil di level 120.

Analisa Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, lain lagi. Menurut dia, saat ini pemerintah sudah tidak punya uang untuk membayar obligasi jangka pendek. "Karena itu ditukar dengan jangka panjang," ujar dia.

Sebab sebenarnya, pemerintah mempunyai beragam cara untuk mengelola portofolio. Misalnya dengan buyback debt switch atau melakukan penerbitan utang baru. Padahal menurut Lana, penerbitan obligasi baru akan mendapat yield lebih murah. Sebab penerbitan obligasi baru bisa dilakukan membayar utang jatuh tempo.

Sedangkan dengan metode debt switch, pemerintah menggunakan kupon lama dengan imbal hasil sesuai dengan pasar sekunder. Hanya saja, cara debt switch cukup manjur untuk mendorong likuiditas di pasar sekunder. Jadi, investor bisa mendapat imbal hasil lebih tinggi. "Mereka bisa memiliki investasi baru," tutur Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×