CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah Minta KAEF dan INAF Percepat Merger


Senin, 14 September 2009 / 16:27 WIB


Reporter: Sandy Baskoro |

JAKARTA. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan proses penggabungan usaha atau merger perusahaan farmasi pelat merah akan rampung pada tahun depan. Merger BUMN farmasi melibatkan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).

Deputi Menneg BUMN Bidang Usaha Jasa Lainnya, Muchayat mengakui, proses merger BUMN farmasi cenderung lamban. "Saya sudah warning kepada direksi Kimia Farma dan Indofarma, kenapa kok lamban sekali, padahal target kami 2010 sudah harus selesai," ucap Muchayat di Jakarta, Senin (14/9).

Menurut Muchayat, merger BUMN farmasi sangat penting dilakukan untuk menggenjot penetrasi pasar perusahan obat pelat merah. Penggabungan usaha antara KAEF dan INAF cukup strategis. "Apalagi Kimia Farma dan Indofarma punya segmen pasar yang sama, seperti obat generik."

Proses merger BUMN farmasi sempat maju mundur. Sebelumnya, Pemerintah telah menunjuk Mandiri Sekuritas sebagai penasehat merger tersebut. Tapi belakangan Pemerintah mengkaji lagi posisi Mandiri Sekuritas. Alhasil, kini bola merger BUMN farmasi berada di tangan pemerintahan baru pimpinan Soesilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×