kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pemerintah jajaki debt switch sukuk


Sabtu, 30 Juni 2012 / 06:38 WIB
ILUSTRASI. Salah satu efek samping vaksin Covid-19 yang mungkin terjadi adalah miokarditis.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah ingin mendorong peningkatan likuiditas Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) atau sukuk negara. Setelah berencana membentuk primary dealership (PIDIS) atau diler utama sukuk, kini pemerintah menjajaki pembelian kembali (buyback) sukuk dengan mekanisme debt switch atau penukaran.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, mengatakan, pemerintah memang sedang mengkaji debt switch sukuk untuk memberikan likuiditas yang lebih besar di pasar syariah. Apalagi akan ada beberapa seri sukuk yang akan jatuh tempo. Namun Rahmat masih belum bisa membocorkan seri yang bisa ditukar.

Fatati Sriwahyuni, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, menambahkan, kemungkinan pemerintah menggunakan mekanisme debt switch seperti yang dilakukan pada Surat Utang Negara (SUN).

Jadi, seri sukuk yang kurang likuid akan ditukar dengan sukuk yang likuid. "Sukuk yang tenornya pendek bisa ditukar dengan tenor panjang," katanya.

Analis obligasi PT Mega Capital Indonesia, Ariawan, berpendapat, seri sukuk yang bisa ditukar misalnya seri Sukuk Ritel (SR) 001 dan SR 004 yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. "Seri tersebut dapat diganti dengan seri Project Based Sukuk (PBS) yang memiliki tenor lebih panjang," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×