Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Investor meminta imbal hasil yang tinggi pada lelang surat utang negara (SUN), Rabu (13/3). Alhasil, pemerintah hanya mengabulkan setengah dari total permintaan yang masuk.
Total permintaan yang masuk juga menurun menjadi Rp 14,1 triliun dibandingkan lelang SUN sebelumnya di akhir Februari 2013 yang mencapai Rp 18,85 triliun. Dalam lelang kali ini, pemerintah hanya memenangkan Rp 7,1 triliun. Angka tersebut sedikit di atas target indikatif sebesar Rp 7 triliun.
Analis obligasi BCA Sekuritas, Herdi Ranu Wibowo mengatakan, tingginya permintaan imbal hasil investor disebabkan oleh tekanan harga SUN di pasar sekunder. "Karena harga turun, yield menjadi tinggi di pasar sekunder," kata Herdi kepada KONTAN, kemarin.
Dalam lelang kali ini, pemerintah menawarkan dua seri anyar SPN dan tiga seri lawas SUN berbunga tetap. Kedua seri SPN tersebut, masing-masing adalah SPN03130614 dan SPN12140314. Sedangkan tiga seri SUN acuan adalah seri FR0066, FR0063 dan FR0064.
Permintaan terbesar berasal dari SUN seri FR0064 bertenor 15 tahun, disusul SPN12140314 dan seri FR0063 (lihat tabel).
Di pasar sekunder, ketiga SUN seri acuan tersebut juga mencatat kenaikan imbal hasil. Imbal hasil SUN seri FR0066 bertenor lima tahun naik tipis dari 4,774% pada Senin (11/3), menjadi 4,780%, kemarin. Imbal hasil SUN seri FR0063 bertenor 10 tahun pun naik dari 5,347% menjadi 5,398% pada periode yang sama. Sedangkan, imbal hasil SUN seri FR0064 bertenor lima tahun naik dari 5,997% menjadi 6,040%.
Melihat perbandingan imbal hasil rata-rata tertimbang pada lelang SUN dan imbal hasil di pasar sekunder, pemerintah tampaknya membayar sedikit lebih mahal dibanding harga di pasar.
Herdi memperkirakan, hingga akhir bulan ini harga SUN belum akan mengalami perubahan. "Harga masih akan stabil selama belum ada sentimen yang mampu menggerakan harga obligasi secara signifikan," kata Herdi.
Analis Obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra mengatakan, tingginya permintaan yield merupakan langkah antisipasi investor terhadap kenaikan inflasi bulan Februari. Dia menduga, kondisi ini masih akan terjadi hingga terjadi perbaikan di data ekonomi domestik, seperti angka inflasi yang melandai ataupun perbaikan di neraca perdagangan. "Dalam jangka pendek, harga SUN masih akan berpotensi naik, hanya saja kenaikan akan terbatas," tutur Made.
Made memprediksi, harga SUN tenor pendek berpotensi naik sebesar 20 - 30 basis poin dibandingkan posisi saat ini. Adapun, instrumen tenor panjang akan naik sebesar 30 - 40 basis poin. "Hanya saja faktor eksternal juga akan memengaruhi pergerakan di pasar sekunder," kata dia.
Hasil Lelang Surat Utang Negara | |||||
Seri | SPN03130614 | SPN12140314 | FR0066 | FR0063 | FR0064 |
Jatuh tempo | 14 Juni 2013 | 14 Maret 2014 | 15 Mei 2018 | 15 Mei 2023 | 15 Mei 2028 |
Permintaan masuk | Rp 1,65 triliun | Rp 3,65 triliun | Rp 1,23 triliun | Rp 3,29 triliun | Rp 4,28 triliun |
Dimenangkan | Rp 1 triliun | Rp 1 triliun | Rp 800 miliar | Rp 1,75 triliun | Rp 2,6 triliun |
Yield tertinggi dimenangkan | 3.750% | 4.125% | 4.906% | 5.406% | 6.062% |
Yield rata-rata tertimbang | 3.594% | 4.028% | 4.860% | 5.399% | 6.050% |
Yield pasar sekunder (13/3) | - | - | 4.780% | 5.398% | 6.040% |
sumber: DJPU, Bloomberg |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News