Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pemerintah akan merilis obligasi berdenominasi yen alias samurai bond. Moody's Investor Services dalam rilis Kamis (2/7) menjelaskan, rencananya pemerintah merilis ¥ 600 miliar.
Program ini sudah masuk dalam pengajuan penerbitan surat utang sejak 30 April 2020. Surat utang ini mendapat peringkat Baa2 dengan prospek stabil dari Moodys. Nantinya, surat utang baru ini akan bertenor 3 sampai dengan 20 tahun.
Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk membiayai defisit anggaran dan keperluan umum pemerintah. Diantaranya mendanai pemulihan ekonomi terdampak Covid 19.
Baca Juga: Indonesia bakal berutang Rp 900,4 triliun di semester II-2020
Pada tahun ini pemerintah telah menerbitkan surat utang berdenominasi yen Jepang alias Samurai Bond senilai ¥ 177 miliar. Pada Mei lalu, Samurai Bond tersebut dibagi menjadi enam seri.
Pertama, seri RIJPY0522 terbit dengan nominal ¥ 75,7 miliar dengan tenor tiga tahun. Tingkat kupon yang ditawarkan 0,54% dengan reoffer spread over yen swap offer (YSO) sebesar 52 basis poin (bps).
Kedua, RIJPY0524 terbit senilai ¥ 80,2 miliar dan memiliki tenor lima tahun. Seri ini menawarkan tingkat kupon 0,83% dengan reoffer spread over YSO sebesar 80 bps.
Ketiga seri RIJPY0526 diterbitkan dengan nominal ¥ 4,5 miliar dengan tenor tujuh tahun. Tingkat kuponnya sebesar 0,96% dengan reoffer spread over YSO sebesar 88 bps.
Keempat, seri RIJPY0529 terbit senilai ¥ 7,6 miliar dengan tenor 10 tahun dan menawarkan tingkat kupon sebesar 1,17% dengan reoffer spread over YSO sebesar 100 bps.
Kelima seri RIJPY0534 terbit dengan nominal paling kecil yaitu ¥ 4 miliar dengan tenor 15 tahun. Seri ini diganjar tingkat kupon sebesar 1,55% dengan reoffer spread over YSO sebesar 120 bps.
Baca Juga: Indonesia plans to issue samurai bonds in second semester 2020
Keenam, seri RIJPY0539 terbit senilai ¥ 5 miliar dan memiliki tenor terpanjang yaitu 20 tahun. Tingkat kupon yang ditawarkan sebesar 1,79% dengan reoffer spread over YSO sebesar 130 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
