kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,95   1,53%
  • LQ45 830   13,44   1,65%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,62   1,83%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,32   1,67%

Pemerintah Akan Berlakukan Program Biodiesel B35, Emiten Sawit Bakal Cuan Besar


Selasa, 31 Januari 2023 / 12:45 WIB
Pemerintah Akan Berlakukan Program Biodiesel B35, Emiten Sawit Bakal Cuan Besar
Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke dalam perahu bermesin di perkebunan kelapa sawit, Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Jumat (20/1/2023). Pemerintah Akan Berlakukan Program Biodiesel B35.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Upaya pemerintah mendorong penggunaan energi baru terbarukan terus ditingkatkan. Terbaru, mulai Rabu (1/2/2023), pemerintah akan memberlakukan penerapan program biodiesel B35.

Lewat program ini, pemerintah meningkatkan persentase campuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam BBM jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35).

Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menilai, implementasi B35 akan berdampak positif bagi emiten perkebunan.  Sebab, produk utama emiten sawit akan lebih banyak terserap untuk B35.

Terlebih, Indonesia tidak hanya menjadi produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia. "Namun Indonesia juga konsumen terbesar di dunia, sehingga market CPO ada di Indonesia sendiri," ujar Alrich, Senin (30/1).

Baca Juga: Ini Kata Eagle High Plantations (BWPT) Terkait B35 ke BBM

Dia melihat, secara historis, penerapan program B30 di sepanjang 2021 berdampak positif untuk emiten CPO. Ini tercermin dari peningkatan pendapatan emiten.

Alrich mencontohkan kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Emiten sawit Grup Astra ini meraup pendapatan Rp 24,32 triliun pada tahun 2021, naik 29,29% secara tahunan. 

Laba bersih AALI pun melonjak 136,63% secara tahunan jadi Rp 1,97 triliun.

Alrich memperkirakan, kenaikan porsi BBN jadi 35%, akan mendongkrak permintaan CPO. 

Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti berpendapat, program B35 akan mendorong permintaan CPO lebih tinggi. 

Baca Juga: Sumber Tani Agung Resources (STAA) Targetkan Produksi 2023 Tumbuh 10%

Efeknya, top line emiten CPO berpotensi naik.

Desy merekomendasikan beli saham AALI dan LSIP dengan target harga masing-masing Rp 9.200 dan Rp 1.200. 

Sedang Alrich merekomendasikan beli saham AALI, TAPG dan SSMS dengan target harga masing-masing berada di Rp 8.750, Rp 685 dan Rp 1.745.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×