kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemegang saham besar bermanuver


Sabtu, 28 Desember 2013 / 09:23 WIB
Pemegang saham besar bermanuver
ILUSTRASI. Jus nanas bisa menimbulkan alergi bila dikonsumsi secara berlebihan.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Menjelang tutup tahun 2013, aksi jual beli saham di pasar negosiasi kian marak. Yang terbaru, aksi transaksi tutup sendiri (crossing) saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) di pasar negosiasi, kemarin (27/12).

Aksi yang difasilitasi PT Paramitra Alfa Sekuritas itu melibatkan 2.28 miliar unit saham APEX pada harga Rp 2.100 per saham. Dus, nilai crossing saham ini terbilang jumbo sekitar Rp 4,78 triliun. Harga transaksi itu lebih rendah 17,65% dari harga APEX di pasar reguler, kemarin, di Rp 2.550 per saham.

Belum diketahui para pihak yang terlibat jual beli 85,63% saham APEX itu. Yang jelas, pemilik mayoritas APEX yakni PT Apexindo International Pte Ltd, terakhir kali masih memiliki 87,28% saham.

Aksi crossing saham juga terjadi di PT Sido Muncul Tbk (SIDO). Manajemen SIDO menyebutkan, terjadi peralihan saham SIDO di pasar negosiasi pada tanggal 18 Desember, yang melibatkan enam pemegang saham. Mereka melepas 1,64 miliar unit atau 10,92% dari total saham SIDO.

Perinciannya, Desi Susilo Hidayat melepas 675 juta saham SIDO senilai Rp 391,5 miliar. Sementara, lima pemegang saham lain dari keluarga Irwan Hidayat masing-masing melepas 135 juta saham SIDO senilai Rp 78,3 miliar. Alhasil, total nilai transaksi mencapai Rp 783 miliar. "Tujuan transaksi untuk memperoleh dana," kata Tiur Simamora, Sekretaris Perusahaan SIDO, Selasa (24/12).

Tiur mengaku belum tahu siapa pembeli saham SIDO. "Saya belum tahu siapa pembelinya karena hanya dapat data itu dari Biro Administrasi Efek," jelasnya.

Asal tahu saja, penjualan saham oleh pemegang saham lama itu memang sudah diumumkan dalam prospektus penawaran saham perdana (IPO) SIDO. Jahja Suryandy, Managing Director Kresna Securities yang menjadi penjamin emisi IPO SIDO pernah bilang, pemegang saham lama akan melego sahamnya kepada investor institusi.

Transaksi tutup sendiri juga terjadi pada saham PT Dyandra Media Internasional Tbk (DYAN). Jacob Oetama, pemegang 899,34 juta saham (21,047%) DYAN melepas seluruh kepemilikannya melalui mekanisme crossing saham kepada PT Teletransmedia, perusahaan investasi Grup Kompas Gramedia.

Transaksi bernilai Rp 314,77 miliar itu terjadi 27 November 2013. Danny Budiharto, Direktur DYAN mengatakan, tujuan transaksi ini adalah restrukturisasi internal kepemilikan Jacob Oetama.

Aksi crossing saham juga dilakukan Grup Saratoga atas saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Pada 16 Desember 2013 lalu, terjadi crossing  482.518.000 unit saham (10,06%) TBIG di pasar negosiasi antar entitas milik Grup Saratoga. Transaksi tersebut bernilai Rp 2,9 triliun.

Samsul Hidayat, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI pernah bilang,  investor cenderung bertransaksi di luar bursa biasanya karena akan ada aksi korporasi tertentu. Misalnya, pengalihan saham dari satu investor ke pemilik saham lain. "Atau para investor tak bisa bertransaksi di pasar reguler, karena harga yang diinginkan tak tersedia," ujarnya.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menilai, aksi crossing saham selama tidak menggerus kepemilikan saham publik, tidak menjadi masalah.

Aksi crossing saham sejumlah emiten itu menambah  gendut transaksi di luar bursa pada tahun ini. BEI mencatat, hingga September 2013, transaksi di pasar negosiasi sudah tumbuh 59,84% menjadi Rp 253,33 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×