Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terus berupaya untuk mengebut proses pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada tahun ini.
Proyek ini ditangani oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). KCIC merupakan konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan 60% dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd 40%. Adapun, PSBI beranggotakan WIKA dengan komposisi penyertaan saham sebesar 38%, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebesar 12%.
Sekretaris perusahaan WIKA Puspita Anggraini mengungkapkan progres pembebasan lahan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga 15 Maret 2019 telah mencapai 92%. "Ditargetkan rampung 100% pada April 2019 ini," ungkapnya kepada kontan.co.id, Senin (18/3).
Puspita menambahkan pihaknya bakal menggenjot progress konstruksi moda transportasi masa depan yang meliputi fondasi, dudukan rel, hingga terowongan. "Konstruksi sepanjang 142,3 kilometer itu ditargetkan akan mencapai 60% di akhir 2019," lanjutnya.
Asal tahu saja, jalur KCJB ini akan menghubungkan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Total nilai investasi proyek ini mencapai US$ 6,071 miliar dengan pendanaan 75% bersumber dari China Development Bank (CDB) dan 25% dari ekuitas pemegang saham KCIC, yaitu PSBI dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Terkait pendanaan tersebut, Puspita menjelaskan hingga saat ini WIKA telah menerima sebanyak empat kali pencairan pinjaman dari CDB dengan total dana sebesar US$ 1,1 miliar.
"Selanjutnya pencairan akan berjalan sesuai dengan progres konstruksi yang dicapai oleh kontraktor," ungkapnya.
Lalu soal kegiatan pengukuran lahan di wilayah Tanah Galian, Cipinang Bali pada Jumat (15/3) lalu, ia bilang sebelumnya pihak PSBI telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, melalui tokoh-tokoh setempat. "Sedangkan terkait harga dan waktu hingga saat ini masih di dalam proses penentuan dan penilaian harga oleh pihak appraisal," imbuhnya.
Untuk tahun 2019, WIKA menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 61,74 triliun atau naik 22% dari Rp 50,56 triliun di tahun 2018. "Proyek yang disasar seperti proyek railway, jalan, bendungan, airport, pembangkit, dan industrial plant," tutup Puspita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News