Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) rupanya tidak terlalu terdampak dengan penundaan pembayaran proyek tol Batang-Semarang dan Semarang-Solo yang diperkirakan belum bisa diterima hingga kuartal II 2019 nanti.
Berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas (16/10), konstruksi dua proyek tol ini akan selesai pada kuartal IV 2018. Di mana, tol Batang-Semarang pengerjaannya sudah 88% pada kuartal III 2018, dan tol Semarang-Solo yang meliputi Salatiga-Kartasura pengerjaannya sudah sekitar 81%. Sedangkan pengerjaan tol Kunciran-Serpong sudah 65%.
Direktur Keuangan dan Strategi WSKT Haris Gunawan mengatakan, penundaan pembayaran proyek tol Batang-Semarang dan Semarang-Solo tidak terlalu berpengaruh bagi arus kas operasional perusahaaan.
Haris beralasan bahwa sejauh ini, WSKT tidak memiliki kendala untuk menyelesaikan proyek berjalan sebab ada beberapa alternatif pendanaan yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari pinjaman bank dan utang berbunga lain seperti obligasi, sindikasi bank jangka panjang.
Sebelumnya, WSKT resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 pada (1/10). Surat utang tersebut terdiri atas Seri A dan Seri B dengan jumlah pokok Rp 1,70 triliun.
Obligasi Seri A memiliki tingkat kupon tetap 9,00% dengan jumlah pokok Rp 761 miliar. Tenor yang dimiliki selama tiga tahun atau jatuh tempo pada 28 September 2021.
Selanjutnya, Obligasi Seri B memiliki tingkat kupon tetap 9,75% dengan jumlah pokok Rp 941,75 miliar. Tenor yang dimiliki selama lima tahun atau jatuh tempo pada 28 September 2023.
Haris mengatakan, salah satu tujuan dari emisi obligasi yakni reprofilling dari leverage atau debt perseroan. Instrumen itu dinilai lebih tepat dipilih dibandingkan dengan jenis lainnya.
Ia juga menilai obligasi sebagai bentuk pendanaan yang mempunyai fungsi jangka panjang sejalan dengan investasi jangka panjang.
Maka Haris berharap saat obligasi jatuh tempo, investasi dan proyek turnkey yang dilakukan sudah menghasilkan sehingga bisa digunakan untuk pengembalian.
Selain itu, Haris juga bilang di tahun ini WSKT menargetkan akan menerima pembayaran dari proyek turnkey yang sudah selesai sebesar Rp 20 triliun.
Pembayaran LRT
WSKT telah mengantongi pembayaran fase keempat untuk proyek light rail transit (LRT) Palembang sebesar Rp 3,9 triliun pada bulan September lalu. Di mana dari total kontrak proyek tersebut senilai Rp 10,9 triliun.
Sebelumnya pada tahun 2017, WSKT telah menerima pembayaran fase ketiga senilai Rp 1,9 triliun sehingga total pembayaran yang diterima saat ini sebesar Rp 5,8 triliun.
Sebagai catatan, LRT Sumatra Selatan merupakan milik Kementerian Perhubungan. Sejak 23 Agustus lalu, LRT tersebut telah beroperasi dalam rangka persiapan perhelatan Asian Games XVIII.
"Sisa pembayaran atas proyek turnkey lainnya akan diterima di penghujung tahun 2018," tuturnya kepada kontan.co.id, Rabu (17/10).
Menurut Haris dengan masuknya pembayaran tersebut akan membantu kinerja kas operasional perseroan.
Apalagi, WSKT masih menyelesaikan pencairan pembayaran dari sejumlah proyek turn key lainnya. Artinya, defisit yang dikantongi akan tergerus dari posisi Rp 3,03 triliun per 30 Juni 2018.
Sejauh ini, WSKT baru menerima Rp 4,5 triliun pembayaran dari proyek turnkey atau sebesar 23% dari total target 2018 yaitu Rp 20 triliun.
Sedangkan sisanya Rp 15,5 triliun akan datang dari tol Batang-Semarang, Semarang-Solo, dan Kunciran-Serpong. Akan tetapi pembayaran dua proyek tol yang pertama, kemungkinan besar belum akan terealisasi hingga kuartal II 2019.
Haris menambakan bahwa meski pembayarannnya ditunda, untuk proyek tol Batang-Semarang dan Semarang-Solo sejauh ini proyek masih berjalan sesuai target penyelesaian di dalam kontrak. "Selain itu, kami juga akan menerima pembayaran atas dana talangan tanah sebesar Rp6,5 triliun di tahun 2018 ini," tandasnya.
Sementara untuk tahun 2019, Haris mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus pada proyek infrastruktur jalan tol, dermaga dan jaringan transmisi yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Sumber pendanaan untuk pekerjaan proyek berjalan tentunya dari termin dan ekuitas Waskita, serta beberapa alternatif pendanaan seperti pinjaman bank dan non-bank," pungkasnya.
Lalu target perolehan kontrak baru di 2019, ia masih mengharapkan agar pencapaiannya sama dengan tahun ini yaitu sebesar Rp 20 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News