kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,72   -19,77   -2.14%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembatasan produksi Rusia dan OPEC jadi penopan harga minyak sepekan ke depan


Minggu, 17 Februari 2019 / 16:17 WIB
Pembatasan produksi Rusia dan OPEC jadi penopan harga minyak sepekan ke depan


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia diprediksi akan kembali melanjutkan kenaikan. Hal ini masih dipicu oleh pengaruh pemangkasan produksi minyak Rusia dan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan pembatasan produksi minyak di lepas pantai Arab Saudi.

Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2019 di New York Mercantile Exchange pada Jumat (15/2) ada di US$ 55,59 per barel, naik 2,16% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 54,41 per barel. Selama sepekan, harga minyak naik 5,44% dari US$ 52,72 per barel.

Sementara minyak jenis brent untuk pengiriman kontrak April 2019 di bursa ICE Futures pada Jumat (15/2) ada di US$ 66,25 per barel, naik 2,6% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 64,57 per barel. Selama sepekan, minyak brent naik 6,68% dari US$ 62,10 per barel.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi menjelaskan sentimen utama yang masih akan mempengaruhi pasar minyak dunia pada perdagangan Senin esok yakni pemangkasan produksi minyak oleh Rusia serta OPEC.

“Pemangkasan produksi minyak ini memang bertujuan untuk kembali mengangkat harga minyak di tengah outlook perlambatan ekonomi global. Hal yang dianggap menjadi ancaman adalah oversupply minyak AS,” jelas Dini Jumat (15/2).

Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa cadangan minyak mentah AS naik ke angka 5,8 juta barel. Bahkan produksi minyak mentah AS secara mingguan, mencatat rekor tertinggi, yakni sebesar 11,6 juta barel per hari. Sementara itu, pasokan global turun sebanyak 1,4 juta barel per hari menjadi 99,7 juta pada Januari.

Di sisi lain, perundingan dagang AS dan China juga menyumbang pengaruh kenaikan harga minyak. Kedua negara tersebut memulai babak baru untuk mencapai kesepakatan ekonomi dan perdagangan.

“Pelaku pasar melihat akan ada hasil baik yang dihasilkan untuk kedua negara. Jadi di tengah perundingan yang alot, sinyal positif masih tetap ada,” tambahnya.

Secara teknikal, Dini melihat kenaikan harga minyak tertera pada posisi MA di atas 100 dan 200. MACD berada di area positif 0,387, stochastic berada positif 0,82, sementara RSI masih dalam posisi sideways di titik 62,38.

Dini memprediksi harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 53,30 per barel—US$ 55,90 per barel pada perdagangan besok.

Dalam sepekan ke depan, Dini memprediksi harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 51,00 per barel – US$ 57,20 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×