kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Pembangunan 23 vila mewah SSIA selesai akhir tahun


Selasa, 21 September 2010 / 10:04 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Semester I-2010, kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) kurang menggembirakan. Untuk menebusnya, SSIA bakal menggenjot kinerja di semester II ini, lewat penjualan kawasan industri dan vila mewah.

Sekretaris Perusahaan SSIA Utari Sulistiowati menjelaskan, sejak awal tahun, SSIA telah memulai pembangunan 73 vila mewah di kawasan Ungasan, Bali. Saat ini, sekitar 50 vila telah selesai dibangun. Adapun, 23 lagi diperkirakan selesai akhir tahun ini.

SSIA berniat menjual seluruh vila tersebut. Bahkan, kini sebagian telah terjual ke sejumlah investor. Pun begitu, pengelolaan vila tetap berada di tangan anak usaha SSIA, PT Sitiagung Makmur. Dari sini, Sitiagung mendapat bagi hasil 60% sedangkan pemilik vila mendapat 40%. "Tingkat okupansi vila yang sudah beroperasi sekitar 70%," klaim Utari, kemarin (20/9).

Harga vila-vila mewah tadi bervariasi, tergantung jenis dan luas bangunan. Untuk vila satu kamar dengan luas bangunan 430 meter persegi (m2), SSIA mematok harga US$ 1,1 juta. Adapun, vila dua kamar seluas 570 m2 dilego seharga US$ 1,6 juta. Yang paling mahal, vila tipe tiga kamar seluas 1.200 m2 dibanderol US$ 4,6 juta.

Pada separuh kedua tahun ini, SSIA juga berharap bisa menjual lahan seluas 15 hektare (ha) di kawasan industrinya di Karawang, Jawa Barat. "Penjualan kawasan industri di kuartal ketiga dan keempat cenderung naik," tutur Utari.

Selama enam bulan pertama 2010, PT Suryacipta Swadaya, anak usaha SSIA yang mengelola kawasan industri ini, berhasil menjual lahan seluas 12,9 ha. Dengan penjualan ini, Suryacipta menjadi kontributor utama pendapatan SSI pada semester I lalu.

Kawasan industri Suryacitap berdiri di atas lahan seluas 1.400 ha. Di sana, beberapa pabrik besar sudah beroperasi,s eperti pabrik sepeda motor merek TVS dan ban Bridgestone.

Untuk mempertebal fulus, SSIA masih menunggu realisasi proyek tol Cikampek-Cirebon. Lewat anak usahanya, PT Nusa Raya Cipta (NRC), pemilik hotel Grand Melia ini mengincar kontruksi sebagian ruas tol ini. Jika tak ada kendala, konstruksi tol ini bakal dimulai pada kuartal IV.

Pada semester I lalu, kinerja SSIA masih mengecewakan. Di samping pendapatan turun 2,17% dari Rp 766,3 miliar menjadi Rp 749,6 miliar, laba bersihnya juga terpangkas 26,34% dari Rp 20,5 miliar menjadi Rp 15,1 miliar.

Penyebab utamanya adalah merosotnya pendapatan pada kuartal I-2010. Sementara pada kuartal II, kinerja perusahaan jauh lebih baik. Pada tiga bulan pertama 2010, SSIA hanya mengantongi pendapatan Rp 325,4 miliar dengan rugi bersih Rp 4 miliar.

Pada kuartal kedua tahun ini, SSIA meraih pendapatan sebesar Rp 424,2 miliar atau naik 15,08% daripada pendapatan kuartal II-2009 sebesar Rp 368,6 miliar. Alhasil, SSIA mampu meraih laba bersih sebesar Rp 19,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×