Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Rupiah berada dalam posisi rawan. Kurs tengah USD/IDR Bank Indonesia (BI), Selasa (8/1) menguat tipis dari 9.738 menjadi 9.740. Di pasar spot, pairing USD/IDR menguat sebesar 1,62%, menjadi 9.827. Harga di pasar spot merupakan harga tertinggi sejak 16 September 2009.
Raditya Ariwibowo, analis Divisi Tresuri BNI, mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh buruknya kinerja ekspor Indonesia. Ia menambahkan, kurs rupiah kemungkinan besar masih akan tertekan meski ada peluang kecil penguatan. BI kemungkinan masih akan mengawal pergerakan rupiah agar tak semakin jatuh.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mangatakan, pelemahan rupiah karena faktor eksternal. Ada kekhawatiran penurunan peringkat utang AS serta molornya negosiasi penentuan batas atas utang AS dan pemotongan anggaran. Kekhawatiran ini memicu meningkatnya permintaan dollar AS sebagai safe haven.
Aliran dana keluar dari pasar finansial Indonesia juga menurunkan pasokan dollar AS. Adanya capital outflow ini karena pasar aset Indonesia sudah mahal. Albertus menghitung, rasio harga terhadap nilai buku saham-saham bluechips Indonesia lebih mahal dibanding rata-rata Asia.
Peluang penguatan rupiah untuk hari ini memang ada, tetapi terbatas. Prediksi Raditya, rupiah akan menguat terbatas di kisaran 9.660 – 9.810. Sedangkan, Albertus memprediksi, rupiah akan melemah di kisaran 9.770 – 9.875.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News