Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bank Indonesia (BI) kembali memberikan relaksasi loan to value (LTV) atas kredit kepemilikan rumah atau KPR. Down payment KPR rumah pertama yang selama ini minimal 20% diturunkan jadi 15%.
Lalu, DP untuk rumah kedua menjadi 20% dari sebelumnya 30%. Begitu pula dengan DP untuk KPR rumah ketiga dan seterusnya yang sebelumnya minimal 40% menjadi 20%. DP atas KPR untuk rumah tipe kecil malah digratiskan.
Analis Phillip Securities Milka Mutiara menjelaskan, jika fokus pada sisi kebijakannya maka fundamental bank yang memiliki basis kredit KPR akan menjadi semakin menarik. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) contohnya.
Apalagi, permintaan KPR melalui BBTN selama ini cenderung tinggi. Ini seiring dengan program sejuta rumah dari pemerintah.
"Jadi, tanpa ada pelonggaran LTV pun demand KPR (BBTN) sudah tinggi," ujar Milka akhir pekan lalu.
Dalam kondisi seperti ini, malah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang justru terlihat lebih menarik. BBCA juga memiliki lini bisnis penyaluran KPR.
Tahun ini sendiri manajemen menargetkan pertumbuhan KPR sebesar Rp 6 triliun atau sekitar 10%-12% year on year). Semakin menarik lagi lantaran single digit rate akan mulai berlaku akhir tahun sehingga bunga KPR juga akan menjadi lebih menarik.
Namun, prospek BBCA dibatasi oleh valuasi sahamnya yang sudah terlalu mahal. Milka masih mempertahankan rekomendasi sell BBCA dengan target harga Rp 13.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News