Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Pelita Samudera Shipping, anak perusahaan IMC Group, menggelar penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO) kian nyata. Perusahaan penyedia jasa logistik terintegrasi ini telah melakukan mini expose di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin (4/10).
Pelita Samudera Shipping akan IPO menggunakan laporan keuangan Juni 2017. Artinya, perusahaan dapat melantai di bursa pada November mendatang.
Perusahaan yang kini mengoperasikan floating transshipment facility (FSF) dengan kapasitas 40.000 ton per hari ini sudah menunjuk BCA Sekuritas sebagai underwriter aksi korporasi tersebut.
"Perusahaan sudah memutuskan melepas maksimal 20% saham pada IPO kali ini," kata Anthony Chandra, Komite Audit Pelita Samudera, kemarin. Sayangnya, ia masih enggan membeberkan berapa target dana yang diincar Pelita Samudera Shipping.
Yang jelas, perusahaan pelayaran ini akan menggunakan sekitar 20% dari dana yang dihimpun dari IPO untuk modal kerja. Lalu, sekitar 60% digunakan untuk menambah belanja modal Pelita Samudera Shipping di tahun depan.
Saat ini, Pelita Samudera Shipping memiliki 33 kapal tunda, 34 kapal tongkang dan empat floating loading facility. Kapal-kapal tersebut digunakan sebagai angkutan logistik. Ke depan, perusahaan pelayaran ini juga berencana ekspansi dengan membeli kapal yang lebih besar.
Pelita Samudera sudah punya nama di sektor jasa logistik. Perusahaan ini terkenal menjadi operator untuk kapal tunda dan tongkang di wilayah Kalimantan.
Selain Pelita Samudera Shipping, masih ada delapan perusahaan lain yang sudah masuk dalam pipeline IPO di BEI. Di antaranya adalah tiga anak usaha dari badan usaha milik negara (BUMN), seperti PT PP Presisi, PT Wika Gedung dan PT Garuda Maintenance Facility.
Selain itu ada pula perusahaan rintisan alias startup milik PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), yakni PT M Cash Integrasi. Calon emiten lain yang turut mengantre IPO adalah PT Malacca Trust Wuwungan Insurance dan PT Kapuas Prima Coal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News