Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski ekonomi Indonesia memasuki masa-masa sulit, sejumlah emiten tetap royal membagi berkah ke pemegang saham. Mereka bersiap membagi dividen interim dalam waktu dekat.
Salah satunya, PT Astra International Tbk (ASII) yang akan membagi dividen interim sebesar Rp 64 per saham. Total dana yang akan dibagikan sekitar Rp 2,59 triliun. Batas akhir pembagian dividen (cum date) ASII ditetapkan pada 10 Oktober 2013.
Di semester I-2013, ASII mencetak laba bersih Rp 8,82 triliun. Artinya, rasio dividen interim terhadap laba bersih (pay out ratio) ASII mencapai 29,3%. Merujuk pada harga ASII, kemarin, yakni Rp 6.350 per saham, imbal hasil dividen (dividend yield) ASII hanya sekitar 1,01%.
Tahun lalu, ASII juga membagikan dividen interim sebesar Rp 66 per saham atau Rp 2,7 triliun dengan pay out ratio 27,8%.
Selain ASII, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga membagi dividen interim sebesar Rp 50 per saham atau total senilai Rp 194 miliar. Jumlah ini setara dengan 55,28% dari laba bersih AKRA semester I-2013 yang sebesar Rp 350,91 miliar. Cum date dividen AKRA pada 18 September 2013. Dengan harga saham AKRA Rp 3.775 per saham, kemarin, imbal hasil dividen AKRA mencapai 1,32%.
Masih ada satu emiten lagi yang berniat membagi dividen interim, yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Besarannya adalah Rp 60 per saham, dengan dividend yield 1,03%. Cum date dividen TBIG pada 18 September 2013.
Tahun lalu, TBIG tidak membagi keuntungan ke pemegang saham lantaran dananya dipakai untuk membeli 2.500 menara milik PT Indosat Tbk. "Kemampuan menghasilkan arus kas yang stabil dan posisi keuangan yang kuat, memungkinkan kami untuk kembali membagikan dividen," tutur Hardi Wijaya Liong, Wakil Direktur Utama TBIG.
Analis First Asia Capital, David Sutyanto, menilai, dividen interim tahun ini akan lebih menarik dari dividen final. Sebab, kinerja semester I-2013 masih sesuai ekspektasi.
Berbeda dengan kinerja di akhir tahun yang diperkirakan melambat. Dus, dividen final pun diperkirakan akan lebih kecil. Kata David, imbal hasil dividen sebesar 1%-2% masih menarik bagi investor.
Dari sisi emiten, pembagian dividen interim bisa menjadi strategi agar investor tak melepas saham. David pun menyarankan investor mencari saham pembagi dividen yang bisa menjadi tempat investasi jangka panjang serta memiliki fundamental bagus.
Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas, menambahkan, pembagian dividen interim bisa mendongkrak harga saham sang emiten. Alhasil, investor pun bisa mengambil kesempatan ini untuk masuk ke saham tersebut. Hitungan dia, minimal imbal hasil dividen yang menarik investor sekitar 1%-1,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News