Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) semakin menekan posisi mata uang Garuda. Akhir pekan ini nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah dihadapan dollar AS.
Mengutip Bloomberg, valuasi rupiah tercatat melemah 0,16% ke level Rp 13.609 per dollar AS. Sedangkan jika mengacu kurs tengah Bank Indonesia rupiah ditutup melemah lebih dalam sekitar 0,52% ke level Rp 13.630 per dollar AS.
Adrian Panggabean, Ekonom Bank CIMB Niaga mengatakan akhir pekan ini rupiah sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Ekspektasi dipilihnya John Taylor sebagai pengganti Gubernur The Fed Janet Yellen semakin membuat laju greenback terus menguat. Pola pemikirannya yang beranggapan harusnya tingkat suku bunga naik lebih tinggi dari saat ini semakin membuat orang yakin ia terpilih suku bunga akan naik lebih cepat lagi.
“Kalau ini nantinya sudah clear rupiah akan kembali stabil. Fenomenanya temporer,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).
Selain dari luar negeri, kata Adrian pelemahan rupiah juga masih merupakan imbas dari keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya bulan lalu. Menurutnya pemangkasan yang dilakukan telah membuat pasar kaget karena sebenarnya mereka merasa pemotongan suku bunga masih belum perlu dilakukan.
“Ini menyebabkan munculnya ekuilibrium baru sehingga mendorong dilakukannya rebalancing asetnya,” imbuhnya.
Ia melihat volatilitas rupiah masih akan tinggi hingga awal November nanti. Mata uang Garuda baru akan kembali stabil setelah diumumkannya siapa pengganti Gubernur The Fed Janet Yellen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News