Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi akan mengawali pekan ini dengan pelemahan. Pada Jumat (20/3), rupiah ditutup melemah 0,30% ke level Rp 15.960 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara dalam sepekan, mata uang garuda ini tercatat sudah mengalami koreksi hingga 8% dari penutupan perdagangan pekan lalu yang berada di Rp 14.770 per dolar AS. Setali tiga uang, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga loyo. Rupiah ditutup di level Rp 16.273 per dolar AS. Kurs Jisdor ini melemah 9,84% dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) jadi saham yang paling banyak dijual asing sejak awal tahun
Mengawali pekan ini, diperkirakan virus corona masih akan menjadi sentimen utama penggerak rupiah. Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, setiap data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan kasus virus corona di Indonesia meningkat, disusul dengan peningkatan korban meninggal akan menggerus nilai tukar rupiah.
“Sentimen pasar di hari Senin (23/3) masih akan tergantung dari kebijakan pemerintah yang diambil pada akhir pekan terkait wabah ini. Selain itu, kondisi dari penanganan virus corona di AS dan Eropa juga akan berpengaruh,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (22/3).
Baca Juga: Cetak rekor tertinggi, sebaiknya tahan dulu untuk beli emas Antam
Dengan kondisi tersebut, Josua memperkirakan rupiah memiliki potensi melanjutkan pelemahan pada esok hari. Dia menghitung nilai tukar rupiah padS senin akan berada pada kisaran Rp 15.900 - Rp 16.300.
Tak berbeda jauh, analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengaku sentimen utama masih berasal dari persebaran pandemi virus corona. Namun, langkah tripel intervensi yang dilakukan BI di pasar spot dan DNDF serta Surat Utang Negara (SUN) diharapkan bisa menjadi sentimen positif.
Baca Juga: Lelang Sukuk Negara Minggu Depan, Permintaan Investor Domestik Jadi Tumpuan
“Kemungkinan rupiah pada Senin akan bisa berhenti melemah dan akan sedikit rebound. Saya memperkirakan rupiah akan berada pada rentang Rp 15.600 - Rp 16.000 per dolar AS,” terang Lukman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News