Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan tren negatif pada perdagangan Selasa (21/12). Minimnya katalis positif dari dalam negeri, ditambah dengan sentimen eksternal yang justru membebani rupiah.
Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail menjelaskan, terdapat dua sentimen eksternal yang menjadi katalis negatif untuk rupiah. Pertama, keputusan China untuk memangkas suku bunga pinjaman (LPR) untuk pertama kalinya dalam 20 bulan terakhir jadi sentimen negatif. LPR satu tahun tercatat diturunkan 5 basis poin dari 3,85% menjadi 3,8%.
“Hal ini membuat yuan mengalami pelemahan di mana pelemahan yuan biasanya berkorelasi dengan pelemahan rupiah,” kata Ahmad kepada Kontan.co.id, Senin (20/12).
Baca Juga: IHSG Melemah 0,83% ke 6.547 Pada Senin (20/12), Net Buy Terbesar Asing di Saham MLPL
Sementara faktor kedua adalah adanya isu senat Amerika Serikat (AS) yang mencoba memangkas anggaran infrastruktur yang diajukan Joe Biden. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah inflasi AS semakin tinggi. Menurut Ahmad, hal ini juga bisa jadi sentimen negatif untuk rupiah.
Oleh karena itu, dia memperkirakan rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan Selasa. Proyeksinya, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.400 - Rp 14.450
Adapun, pada perdagangan hari ini, Senin (20/12), rupiah di pasar spot mencatatkan pelemahan sebesar 0,33% setelah ditutup di level Rp 14.402 per dolar AS. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.384 per dolar AS atau terkoreksi 0,29%
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,29% ke Rp 14.384 per Dolar AS pada Senin (20/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News