Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Lama tak menerbitkan produk baru, PT Schroders Investment Management Indonesia akan meluncurkan reksadana saham bernama Schroder Indo Equity Fund. "Kami akan mulai menawarkan produk tersebut mulai pekan ini," kata Michael T. Tjoajadi, Direktur Schroder, kemarin (30/8).
Memang, Schroders sudah mengantongi izin alias pernyataan efektif untuk produk ini dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Seperti namanya, Schroders Indo Equity Fund akan menempatkan seluruh dana investor di sejumlah saham unggulan.
Keputusan Schroders menjual reksadana saham boleh dibilang melawan arus. Sebab, saat ini manajer investasi lain lebih suka menerbitkan reksadana terproteksi atau pasar uang. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini sudah naik tinggi.
Toh, Michael optimistis, reksadana sahamnya bakal laku. Pasalnya, Schroders mengincar investor institusi yang berorientasi investasi jangka panjang. Dari produk baru itu, Schroders berharap bisa menjaring dana hingga Rp 200 miliar.
Pun begitu, Michael mengaku belum menentukan investasi minimal untuk reksadana ini. Yang jelas, Schroders akan menetapkan syarat investasi awal yang cukup besar.
Selain itu, Schroders mematok biaya pencairan atau redemption fee cukup besar, yakni 5% dari total penarikan dana. "Produk ini memang bukan untuk investor ritel, tapi khusus untuk investor institusi," jelas Michael.
Biaya pencairan itu dikenakan apabila investor menarik dananya sebelum lima tahun. Masa penyertaan ini untuk melindungi investor dari fluktuasi IHSG yang belakangan lumayan tinggi.
Per Agustus 2009, dana kelolaan Schroders mencapai Rp 32,3 triliun. Angka ini jauh melewati target awal tahun ini sebesar Rp 24 triliun.
Selama tahun ini, Schroders telah menerbitkan empat produk, yakni satu reksadana pendapatan tetap dan tiga reksadana campuran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News