Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih malas bergerak. Para analis memperkirakan, indeks bursa kita akan bergerak sama seperti pekan lalu yang cenderung bergerak datar.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto memprediksikan, IHSG masih bergerak mixed. Penyebabnya karena pelaku pasar masih khawatir dengan adanya perlambatan ekonomi dunia. "Dorongan aksi profit taking juga masih akan memperberat langkah IHSG untuk naik lebih tinggi," tambah David kepada KONTAN, Minggu (28/10).
Kekhawatiran investor muncul setelah The China HSBC Flash Manufacturing PMI Index Oktober menunjukkan masih adanya kontraksi kendati naik dari bulan lalu ke level 49,1. Lalu, kekhawatiran juga muncul setelah melihat data industri manufaktur Jerman pada Oktober lalu yang ke 45,7 dari 47,4 September lalu.
David melihat IHSG bisa bertahan di level 4.300. Dia beralasan para investor asing masih akan tetap masuk (net buy) ke bursa. Pada periode mingguan, David memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran 4.200 - 4.450.
Secara teknikal, David menilai IHSG berpotensi terkoreksi apalagi melihat indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang memperlihatkan sinyal jual (death cross). Cuma, dia menilai tekanan IHSG untuk terkoreksi tidak sebesar minggu laku karena indikator oscilator seperti RSI dan Stochastic telah keluar dari area jenuh beli (overbought).
Analis e-Trading Securities Betrand Reynaldi juga serupa. Dia memperkirakan IHSG masih berada pada area konsolidasi dengan kecenderungan turun di support 4.270 dan resistance di 4.365. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah BSDE, BORN, UNVR.
Sekedar mengulas, sepekan kemarin IHSG bergerak flat dengan perdagangan yang hanya berlangsung empat hari. Akhir pekan lalu, indeks bursa ditutup menguat tipis 0,09% ke level 4.339,15.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News