Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pasar saham domestik tertekan. Pada Jumat (20/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,34% ke level 4.847,70. Selama sepekan ini, IHSG pun sudah tergerus 1,6%.
Pergerakan IHSG searah dengan bursa Asia. Kemarin, indeks MSCI Asia Pacific tercatat turun 0,3% menjadi 144,93. Namun, selama sepekan, indeks bursa Asia ini masih naik sebesar 0,58%.
Kepala Riset First Asia Capital David Nathanael Sutyanto mengatakan, pergerakan IHSG pekan ini dipengaruhi tiga faktor. Pertama, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kedua, pasar masih menunggu hasil pemilihan presiden dan wakil presiden sehingga masih ragu untuk masuk ke bursa. Ketiga, dana di bursa beralih ke taruhan Piala Dunia.
Namun, kata David, IHSG masih mendapat sentimen positif dari keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga di level rendah.
Analis Danpac Sekuritas Teuku Hendry Andrean menilai, pekan ini pasar domestik sepi sentimen yang bisa mengangkat IHSG. "Tidak ada perkembangan signifikan dari perekonomian dalam negeri yang bisa menarik dijadikan katalis bagi IHSG," ujar dia.
Keputusan The Fed, menurut dia, hanya mampu mengangkat bursa global namun tidak mampu mendorong kenaikan IHSG. Di sisi lain, harga minyak mentah yang terus bergejolak turut menekan neraca perdagangan dalam negeri. "Imbasnya ke rupiah juga," ungkap Hendry.
Hendry memprediksi, pekan depan, IHSG masih akan bergerak melemah pada kisaran 4.789-4.947. Sementara, David menduga, selama sepekan ke depan, indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada rentang 4.750-5.050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News